Tiga Pemeriksaan Infertilitas yang Disarankan Dokter
Dr.dr. Hendy Hendarto, SpOG (K) Spesialis Kandungan mengatakan, infertilitas atau sering dikenal dengan masalah kesuburan pada pasangan yang sudah menikah, menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan Perkumpulan Obsteri dan Indonesia (POGI) 2019.
"Kenapa, karena banyak kasus infertilitas yang terlambat diketahui akibat terlalu lama menunda pemeriksaan. Tidak punya anak satu dua tahun akhirnya dibiarkan. Tiba-tiba pasangan tersebut sudah berumur," ungkap Dr.dr. Hendy Hendarto, SpOG (K) dalam Pertemuan Tahunan POGI 2019 di Surabaya.
Hendy Hendarto menuturkan, waktu yang ideal untuk memeriksakan kesuburan pasangan ialah satu tahun pertama setelah menikah.
"Satu tahun awal menikah dengan hubungan suami istri yang teratur dan tanpa KB atau apapun. Kalau belum hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter. Sebab, satu tahun menikah 85 persen kebanyakan berhasil hamil paling banyak di tiga bulan pertama menikah," terang Hendy Hendarto.
Lalu pemeriksaan apa yang harusnya dilakukan:
1. Cek Sperma
Menurut Hendy Hendarto, pemeriksaan paling mudah untuk kesuburan ialah cek sperma. "Dengan syarat tidak melakukan hubungan suami istri selama tiga hari hasil yang diketahui bisa akurat," katanya.
2. Cek Ovulasi
"Ovulasi atau kematangan telur ini juga harus dicek dari siklus haid yang teratur atau tidak. Kalau haidnya teratur bisa jadi telurnya bagus. Kalau haidnya dua tiga bulan sekali, ini patut dicurigai ada masalah pada sel telur," papar Hendy Hendarto.
3. Cek Saluran Tuba Fallopi
Bila dua pemeriksaan tadi sudah dilakukan dan tidak ada masalah serius, pemeriksaan selanjutnya yaitu, memeriksa saluran tuba apakah ada penyumbatan atau tidak. "Kalau ada penyumbatan cara memiliki anak yang dapat dilakukan ialah bayi tabung," imbuhnya.
Dalam melakukan pemeriksaan infertilitas, Hendy Hendarto juga menegaskan suami istri harus terlibat bersama. Tidak bisa suami saja atau hanya istri saja yang dicek.
"Karena penyebab dari masalah kesuburan 40 persen pada laki-laki, 40 persen pada perempuan dan 20 persen karena faktor lainnya. Jadi keduanya harus melakukan pemeriksaan," pungkasnya.