Tiga Organisasi Jurnalis di Kediri Kompak Aksi Kecam Kekerasan
Tiga organisasi jurnalis yaitu AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kediri, PWI ( Persatuan Wartawan Indonesia) Kediri dan IJTI ( Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia ) Kediri kompak turun ke jalan melakukan aksi solidaritas. Aksi dilakukan dengan cara tutup mulut dan membacakan pernyataan sikap.
Aksi ini dilaksanakan di dua titik. Titik pertama dilakukan di Kantor Sekretariat AJI di Kelurahan Banjaran. Di tempat ini aksi berlangsung hanya sekitar kurang lebih 10 menit. Para anggota AJI ini berdiri berjajar menutup mulut mereka dengan lakban. Aksi tutup mulut ini merupakan simbol dari pembungkaman atas kebebasan pers.
Selesai aksi pertama, puluhan anggota AJI Kediri kemudian bergerak menuju tempat makam pahlawan di jalan PK Bangsa Kota Kediri. Di sini sejumlah anggota AJI bergabung bersama dua organisasi jurnalis yaitu PWI dan IJTI.
Puluhan wartawan yang biasa bertugas melakukan peliputan di wilayah keresidenan ini berdiri berjajar di pinggir jalan sambil membentangkan poster bertuliskan kecaman misalnya "Tolak Kekerasan terhadap Wartawan, serta "Rilis Diundang, Gak Ada rilis Wartawan Ditendang".
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pernyataan sikap, sambil meletakan peralatan kamera, alat perekam dan micrpophone yang biasa digunakan sebagai alat kerja para jurnalis. Peralatan ini kemudian ditaburi bunga sebagai simbol matinya kebebasan pers.
"Ini merupakan aksi solidaritas kita terhadap, kawan kita Nurhadi, jurnalis Tempo yang sedang menjalankan tugas jurnalis mendapat perlakuan tindak kekerasan oleh aparat. Kita dari AJI mengutuk keras, karena tugas kita sebagai jurnalis sudah dilindungi Undang-undang Pers. Kita minta Kapolri dan Kapolda untuk menyelesaikan persoalan ini," terang Reki kordinator aksi solidaritas.
Reki menyatakan jika meski kasus ini sudah ditindaklanjuti oleh Unit Profesi dan Pengamanan Polda Jatim, namun jurnalis di Kediri akan tetap mengawal kasus ini hingga tuntas.