3 Orang Tewas di India, Pelaku Diduga Hina Nabi Nabi Ditangkap
Unggahan Facebook diduga bernada 'menghina' Nabi Muhammad telah memincu kerusuhan di Bangalore, India, pada Rabu 12 Agustus 2020. Perkembangan terbaru dari kerusuhan tersebut, dikutip dari laporan BBC, Kamis 13 Agustus 2020, tiga orang dilaporkan meninggal dunia.
Aksi massa bermula saat ribuan pendemo berkumpul di luar rumah politikus Akhanda Srinivas Murthy, yang keponakannya dituduh membuat status menghina Rasulullah.
Mereka kemudian terlibat aksi saling dorong dan demonstrasi menjadi bentrok fisik hingga menimbulkan korban jiwa. Di kubu polisi, setidaknya 60 orang mengalami luka-luka ketika massa menyerang pos polisi.
Kerusakan juga terjadi pada kendaraan yang berada disana. Rumah-rumah di sekitar kawasan unjuk rasa pun mengalami kebakaran.
Massa yang beringas mendapat perlawanan keras dari polisi yang menembakkan peluru tajam dan gas air mata. Tiga orang dilaporkan mengalami luka kritis dan satu wartawan luka ringan.
Komisioner polisi Bangalore Kamal Pant mengklaim bahwa pria bernama Naveen, keponakan Akhanda Srinivas Murthy, telah ditangkap karena postingan yang menuai amarah muslim India.
Selain itu, ada sekitar 100 orang lainnya ditangkap karena mengakibatkan kerusuhan hingga melakukan pembakaran.
Polisi juga mengklaim situasi di Bangalore telah terkontrol. Namun polisi tetap berjaga-jaga dengan mengadakan patroli dan melarang orang berkumpul.
Bangalore dikenal sebagai kota dengan komunitas Muslim dengan jumlah sekitar 8 juta orang. Di sana terkenal pula sebagai kawasan perusahaan teknologi layaknya Silicon Valley di India.
Akhanda Srinivas Murthy telah menyerukan perdamaian atas ulah keponakannya dalam sebuah posting media sosial.
"Saya mohon kepada teman-teman Muslim kami, atas kesalahan beberapa penjahat, jangan berseteru. Apapun perjuangannya, kami bersaudara. Saya mohon saudara-saudara Muslim kami untuk tetap damai. Saya juga akan berdiri bersama Anda," ujarnya dikutip dari AFP.
Sementara itu, R Ashoka, seorang menteri negara, mengatakan kepada saluran berita yang sama bahwa serangan terhadap polisi dan media tidak akan ditolerir.
“Orang seperti apa yang menyerang polisi? Media? Polisi setempat telah diberi keleluasaan untuk menangani situasi tersebut,” ujarnya.
Di sisi lain, seorang pemimpin senior dari partai oposisi Kongres di negara bagian, Dinesh Gundu Rao, juga mengimbau orang-orang untuk tidak mengambil alih hukum.
“Jika ada yang menulis sesuatu yang tidak pantas hukum akan berjalan dengan sendirinya dan ada begitu banyak cara dalam demokrasi untuk memperjuangkan keadilan. Tapi Kekerasan bukanlah jawabannya," imbau dia.
Advertisement