3 Kapal Polairud Jaga Lintas Ketapang-Gilimanuk Saat Nataru
Direktorat Polairud (Ditpolairud) Polda Jawa Timur akan menerjunkan tiga unit kapal Polisi (KP) untuk pengamanan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk pada masa liburan Natal dan tahun baru (Nataru) nanti. Salah satu kapal yang diterjunkan berukuran besar. Kapal ini bisa diperbantukan untuk mengangkut penumpang jika terjadi kepadatan di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Direktur Polariud Polda Jawa Timur, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyampaikan hal ini saat menggecek jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Senin, 18 Desember 2023. Pengecekan jalur ini dilaksanakan dalam rangka persiapan pengamanan Natal dan tahun baru (Nataru). “Kita sudah mengecek mulai Ketapang sampai Gilimanuk, kita juga sinkronisasi dengan stake holder terkait salah satunya ASDP,” tegasnya.
Dia menyebut, Ditpolairud Polda Jawa Timur akan mem-back up penyeberangan lintas Ketapang-Gilimanuk dengan kekuatan tiga kapal Polisi. Yakni KP X-2001, KP x-2006 dan satu lagi merupakan kapal besar tipe B1 yakni KP Kasturi.
Dia berharap, pengamanan ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman terhadap yang melaksanakan kegiatan Nataru. Baik yang berkaitan dengan kendaraan maupun masyarakat yang akan bepergian ke pulau Bali. “Begitu juga sebaliknya yang dari Bali ke Jawa Timur,” tegasnya.
Dijelaskan, KP kasturi merupakan kapal bantuan dari Korps Polairud Baharkam Polri. Selain untuk fungsi pengamanan, Kapal Kasturi ini juga bisa membantu apabila ada kapal yang mengalami kendala. Tidak hanya itu, Kapal ini juga bisa membantu mengangkut penumpang apabila krodit.
“Apabila volume penumpang yang akan berpergian ke Bali maupun dari Bali ke Ketapang tidak terangkut kapal yang ada bisa kita angkut dengan kapal ini,” terangnya.
Total personel Polairud untuk pengamanan penyeberangan di Selat Bali ini sebanyak 46 orang. Kapal perbantuan dan personel ini akan melaksanakan pengamanan mulai 20 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024.
Untuk seluruh wilayah Jawa Timur, menurutnya, ada 50 kapal polisi yang diterjunkan untuk pengamanan. Kapal-kapal tersebut, menurutnya, disebar untuk melaksanakan melaksanakan kegiatan patroli pada titik-titik yang dianggap berpotensi memiliki kerawanan. “Baik yang berhubungan dengan arus maupun kejahatan dari laut itu sendiri, hubungannya dengan antisipasi Nataru,” ujarnya.