3 Kali Tembak Kantor MUI, Pelaku Tak Terafiliasi Teroris
Sejumlah fakta baru terkait penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa 2 Mei 2023, terungkap.
Identitas Pelaku
Pelaku diketahui bernama Mustopa. Ia pernah ditahan akibat merusak salah satu fasilitas di DPRD Lampung, PADA 13 Desember, 2016, pukul 10.00.
Dalam dakwaan jaksa, Mustopa dijerat dengan pasal 406 KUHP, tentang perusakan.
Pelaku merusak fasilitas DPRD sebab tak bisa bertemu dengan pimpinan, untuk menyampaikan aspirasinya. Ia menghancurkan kaca di ruang tunggu Ketua DPRD.
Saat itu, jaksa menuntut penjara 5 bulan, namun hakim menjatuhkan vonis 3 bulan.
Pernah Surati MUI
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis menyatakan jika pelaku pernah dua kali berkirim surat kepada MUI.
Surat pertama berisi tentang upayanya mencari keadilan Tuhan. Surat kedua, pelaku memberikan ancaman pada MUI.
Dilansir dari CNN Indonesia, Cholil menyebut jika MUI tak pernah merespons surat-surat yang tidak spesifik, sehingga tak bisa ditindaklanjuti.
Letuskan Tembakan Tiga Kali
Ketua MUI bidang fatwa M Asrorun Ni'am Sholeh mengungkapkan pelaku penembakan di kantor MUI meletuskan tiga kali tembakan.
Tembakan yang digunakan adalah jenis airsoft gun. Menurutnya, saat itu pelaku datang secara tiba-tiba ke Kantor MUI.
Ia bertemu dengan resepsionis dan meminta dipertemukan dengan pimpinan MUI. Namun, tak lama kemudian, pelaku mengeluarkan airsoft gun dan meletuskan tembakan.
Setelahnya, pelaku lari dari kantor MUI, tetapi berhasil diamankan oleh petugas keamanan dan dilaporkan ke polisi. Saat itu, kata Cholil, dirinya dan sejumlah pejabat MUI tengah menggelar rapat perdana usai Idulfitri. "Dor, di tengah-tengah rapat. Ada kaca yang pecah juga," kata Cholil.
Dibawa ke Polsek dan Puskesmas
Setelah berhasil ditangkap, pelaku sempat diserahkan ke Polsek Menteng. Setelah dari Polsek, pelaku dibawa ke Puskesmas Menteng. Dokter menyebut, pelaku sudah meninggal ketika berada di Puskesmas.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati Brigjen Haryanto mengungkapkan tidak ada luka di bagian luar tubuh jenazah.
Ia juga menyebut tidak terdapat tanda-tanda jenazah mengalami kekerasan. Namun, identifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.
"Artinya, tanpa kekerasan yang menimbulkan perlukaan di luar, enggak ada," katanya.
Tak Terafiliasi Jaringan Teroris
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut jika pelaku tak berkaitan dengan jaringan teroris.
Ia juga menepis anggapan jika Mustopa adalah lone wolf, atau teroris yang beraksi sendirian.
Sedangkan diketahui, Mustopa pernah menyebut diri sebagai wakil Nabi Muhammad dalam suratnya untuk MUI.
Ia juga menyoroti, jika MUI menolak dirinya sama dengan menolak nabi yang mempersatukan umat.
Advertisement