3 Hal Menghadapi Kecemasan karena Corona
Menaggapi kecemasan dan kepanikan masyarakat Indonesia terkait virus corona atau COVID-19, psikolog Rumah Sakit Adi Husada Surabaya, Resqita Vadika, S.Psi, M.Psi, memberikan saran beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menenangkan diri dan orang lain.
Adapun hal yang harus dilakukan masyarakat dalam menanggapi virus corona ini ialah:
1. Sosial Support
Qiqi biasa sang dokter disapa mengatakan, di tengah wabah corona yang dibutuhkan saat ini ialah sosial support. Di mana setiap orang harus saling menenangkan satu sama lain.
"Kalau memang tidak bisa bertemu langsung minimal bisa by phone (telepon). Saling mengingatkan yang benar, tahu temannya panik, kita yang lebih tahu tindakan yang tepat seperti apa. Sebaiknya saling mengingatkan," papar Qiqi.
2. Berpikir Rasional
"Berpikir rasional jangan terbawa emosi, benar atau tidak ya apa yang saya lakukan kali ini? Wajar tidak ya apa yang saya lakukan saat ini. Pemikiran seperti itu yang dibutuhkan sebelum mengambil keputusan mengingat maraknya wabah corona," terang Qiqi.
3. Punya Empati Satu Sama Lain
Menurut Qiqi, meskipun kita sedang cemas tapi sisi empati dan kemanusiaan tidak boleh padam. Jangan sampai egois kita yang menonjol.
"Misal seperti memborong masker, hand sanitizer atau bahan makanan lainnya. Alangkah lebih baiknya bila kita memiliki empati. Kalau saya borong kasian orang lain tidak kebagian. Pemikiran seperti tidak boleh sampai padam," tambahnya.
Qiqi menjelaskan, kecemasan yang berlebihan juga tidak baik untuk tubuh. Sebab akan menimbulkan stres. Ketika stres hormon kortisol akan naik. Saat hormon kortisol tinggi, imunitas tubuh akan turun.
"Kondisi ini tentu merugikan kita saat ingin mempertahankan imunitas tubuh," terang dia.
Qiqi juga berpesan, corona merupan penyakit fisik, tapi jangan lupa kesehatan fisik sama pentingnya dengan kesehatan mental kita.
"Jangan sampai menghindari penyakit fisik, tapi mental kita jadi tidak sehat karena panik berlebihan. Karena itu berusaha tenang dan rasional dengan kondisi saat ini," tuturnya.
Advertisement