3 Hal Penting dari Pertemuan Jokowi-Prabowo, Respon Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir turut memberikan tanggapan terkait pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Sabtu 13 Juli 2019.
Bagi Haedar, pertemuan atau silaturahim antara Jokowi dan Prabowo merupakan momentum yang bagus dan elok dalam kehidupan politik kebangsaan.
“Pertemuan ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas dan berbagai komponen bangsa, menunjukkan kepada kita, bahwa, pertama, Jokowi dan Prabowo telah memberikan contoh kenegarawanan yang sangat tinggi. Pertemuan ini juga menunjukkan bahwa kontestasi politik itu tidak menyebabkan retak sesama tokoh bangsa.
"Bahkan, dalam konteks kehidupan nasional, pertemuan ini akan merekat kembali suasana kehidupan kebangsaan menjadi lebih bersatu,” jelas Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Sabtu malam.
Kedua, dari pertemuan ini kita juga dapat memperoleh penguatan untuk kepentingan kohesi sosial atau rekonsiliasi politik, yakni ketika dalam Pilpres yang lalu ada pembelahan politik, dan itu wajar, tetapi setelah Pemilu selesai dan proses sengketa diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi (MK) yang dihormati oleh semua pihak, lalu Jokowi dan Prabowo menutupnya dengan silaturahim.
“Sehingga rekonsiliasi nasional atau kohesi sosial kebangsaan itu memperoleh legitimasi yang kuat dari kedua tokoh dan elit puncak,” imbuh Haedar.
Ketiga, kita perlu memberi apresiasi dengan adanya pertemuan ini, bahwa silaturahim keduanya telah menjadi energi bagi kehidupan kebangsaan kita.
“Yakni setelah Pemilu selesai, dan dengan segala dinamikanya kita harus move on. Kita harus melangkah kedepan agar kehidupan kebangsaan kita ini betul-betul dihadapkan pada keinginan bersama, yakni membangun bangsa dan negara,” ajak Haedar.
Selain itu, Haedar juga menanggapi tempat pertemuan diantara kedua tokoh tersebut. Dipilihnya Stasiun MRT sebagai lokasi pertemuan bagi Haedar telah mengisyaratkan kepada masyarakat bahwa itu adalah suatu tempat dari kemajuan Jakarta.
“Tempat itu (Stasiun MRT) menjadi simbolik bahwa Indonesia boleh berbeda dalam konteks kontestasi, tetapi begitu selesai, kita menatap dan melangkah kedepan dalam membangun Indonesia menjadi Indonesia yang berkemajuan. Inshaallah warga masyarakat akan bersatu membangun Negeri menjadi bangsa yang maju, adil, bermartabat,” pungkas Haedar.
"Kedua, dari pertemuan ini kita juga dapat memperoleh penguatan untuk kepentingan kohesi sosial atau rekonsiliasi politik, yakni ketika dalam Pilpres yang lalu ada pembelahan politik, dan itu wajar, tetapi setelah Pemilu selesai dan proses sengketa diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi (MK) yang dihormati oleh semua pihak, lalu Jokowi dan Prabowo menutupnya dengan silaturahim."
Advertisement