3 Fakta Big Hit Entertainment, dari Korea Utara Menembus Amerika
Big Hit Entertainment, manajemen artis yang bermarkas di Gangnam, Korea Utara, dikabarkan mengakuisisi Ithaca Holdings, manajemen artis yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, nilai akuisisinya mencapai Rp15 triliun.
Dilansir dari sejumlah sumber, akuisisi Big Hit Entertainment akan berdampak besar. Manajemen artis yang menaungi sejumlah ikon K-pop, di antaranya BTS, Seventeen, Tomorrow X Together, dan Enhypen, nantinya juga akan menaungi artis populer dari belahan dunia Barat, seperti Taylor Swift, Justin Bieber, Ariana Grande, hingga Demi Lovato.
Berikut sejumlah fakta tentang akuisisi manajemen K-Pop Big Hit Entertainment atas Ithaca Holdings, senilai Rp15 triliun.
Big Hit Entertainment Lahir 2005
Big Hit Entertainment muncul di masa awal gelombang K-Pop membesar di Korea Utara, tahun 2005. Manajemen artis kecil yang bermarkas di distrik Gangnam ini kemudian tumbuh besar, melampaui nilai dari sejumlah manajemen raksasa yang lebih dahulu hadir, di antaranya SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment. Kesuksesan ini diraih setelah BTS membawa nama Big Hits Entertainment dan Bang Si-hyuk, CEO Big Hits Entertainment, menjadi miliarder.
BTS yang meluncur di tahun 2013, banyak mengkombinasikan musik dan teknologi dalam karyanya. Band K-pop ini melejit meraih kepopuleran tak hanya di Korea Utara, tetapi menembus tangga lagu Billboard dan menjadi artis Korea pertama pemenangan peghargaan tertinggi musisi Barat, Billboard Music Award di tahun 2017, dilansir dari NPR.
Pencapaian di panggung internasional membuat Bang mengubah nama manajemen besutannya, dari Hybe menjadi Big Hit Entertainment. Nama baru dipilih agar "mampu mengkover seluruh area komersial, sekaligus menjadi simbol ekspansi sekaligus struktur penghubung (budaya berbeda)," kata Bang dikutip dari Cenfeng.
Big Hit Entertainment menjadi pencapaian baru di tengah mendunianya industri musik Korea, setelah Oppa Gangnam Style dari Psy menjadi batu pijakan suksesnya K-pop di panggung internasional.
Ithaca Holdings
Sementara Ithaca Holdings juga bukan pemain kemarin sore dalam manajemen artis di Amerika Serikat. Manajemen artis itu menjadi pemimpin tak hanya di industri musik, tetapi juga teknologi, film, dan media. Perusahaan milik Scooter Braun itu baru-baru ini mengakuisisi Sudio Mythos yang bermitra dengan pendiri Marvel, David Maisel, juga akuisisi Atlas Publishing, serta kemitraan dengan Sandbox Entertainment.
Proyek terbaru, Ithaca juga membuat perusahaanya menjadi rumah bagi artis-artis populer seperti Ariana Grande, Justin Bieber, J. Balvin, Demi Lovato, Tori Kelly, Zac Brown Band, dan Dan + Shay.
Gerakan terbaru adalah mengakuisisi Big Machine Label Group (BMLG), manajemen artis besutan Scott Borchetta pada 2019. BMLG yang didirikan tahun 2005 juga bukan nama baru. BLMG telah mengorbitkan musisi langganan Grammy Taylor Swift, juga musisi populer lain seperti Reba Mcentire, Sheryl Crow, Florida Georgia Line, Thomas Rhett, Rascal Flatts, dan Lady Antebellum, dilansir dari Ithaca Holdings.
Akuisisi Senilai Rp15 Triliun
Langkah terbaru, Big Hit Entertainment meluaskan sepakterjangnya di Barat dengan mengakuisisi Ithaca Holdings dengan nilai yang fantastis mencapai USD1.05 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Dikutip dari Antara, Big Hit Entertainment mengatakan tujuan dari merger ini adalah untuk mempercepat penetrasi ke pasar global melalui anak perusahaannya di AS.
Menurut Bang Si-hyuk, Big Hit Entertainment akan tumbuh menjadi "platform hiburan dan lifestyle" yang berfungsi sebagai titik perjumpaan dari berbagai fans di seluruh dunia. Selain di Amerika Serikat, Big Hit Entertainment juga telah memasuki pasar Jepang. Dilansir dari Cenfeng, Big Hit Entertainment berencana memindah markasnya, dari distrik Gangnam menuju kantor barunya di distrik Youngsan di Seoul. (Ant/Cen/Nrp)
Advertisement