3 Cara Manajemen Stres Bagi Penderita Kanker
Tak bisa dipungkiri, saat seseorang didiagnosis menderita penyakit kanker, otomatis keadaan tersebut akan menjadi stressor (faktor pemicu stres) yang cukup besar. Hal ini diungkapkan oleh dr. Fenny Anggrajani, SpKJ, Spesialis Psikiatri dari RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.
"Berita seseorang terkena kanker, itu menjadi stressor yang cukup besar. Untuk itu dibutuhkan cara bagaimana mengendalikannya lewat manajement stres," ujar dokter Fenny, Kamis, 27 Mei 2021.
Dokter Fenny menyampaikan, tujuan manajemen stres sendiri untuk menjaga level stres berada dalam range yang optimal. Sehingga tidak membuat penderita kanker menjadi semakin stres.
Untuk memanajemen stres bagi penderita kanker, dokter Fenny membagikan beberapa cara yang dapat dilakukan. Adapun cara manajement stres tersebut adalah:
1. Menerapkan Hidup Sehat
Penerapan pola hidup sehat dengan cara tidur cukup 7 hingga 8 jam, pola makan sehat hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, hindari rokok dan alkohol. "Lakukan olahraga secara teratur 5 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit. Olahraga yang teratur juga bisa menjadi obat dalam mengedalikan stres. Sebab saat olahraga otak akan mengeluarkan hormon endorfin yang membuat orang menjadi semangat," terangnya.
Apabila seseorang menjadi semangat, lanjut dokter Fenny, dia tidak akan mudah cemas sehingga bisa mengurangi stres.
2. Terapi Relaksasi
Manajemen stres bagi penderita kanker, ujar dokter Fenny, juga bisa dilakukan dengan yoga, mindfulness, dan mengatur pernafasan. "Saat pikiran seseorang merasa rilex, ia akan bisa mengedalikan diri dan terhindar dari stres," jelasnya.
3. Support Sosial
Selain membutuhkan pengobatan, penderita kanker juga membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Dalam hal ini orang terdekat ialah keluarga, kerabat dan teman. "Support yang dari lingkungan terdekat akan membuat stres berkurang," imbuh dokter Fenny.
Support sosial juga bisa datang dari orang yang sama-sama berjuang melawan kanker. Untuk itu, dokter Fenny menyarakan, agar penderita kanker bergabung dengan komunitas sesama penderita kanker.
"Dalam komunitas tersebut, mereka yang sama-sama berjuang akan saling menguatkan dan merasa tidak sendiri. Hal ini juga bisa menghidarkan penderita kanker dari stres," tandasnya.
Advertisement