3 Alasan Rusia Invasi Ukraina
Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina lewat darat, udara dan laut sejak Kamis 24 Februari 2022. Serangan Rusia kemudian dimulai dengan ledakan di sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol. Hingga saat ini ketegangan masih berlangsung. Peristiwa itu merupakan serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan sebanyak 137 orang tewas dan 316 lainnya terluka. Jumlah itu termasuk anggota militer dan warga sipil. Pasukan Rusia merebut area pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina. Hal itu disampaikan oleh penasihat kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak.
Rusia ingin mengendalikan reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi sinyal kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar tidak ikut campur secara militer.
Sebenarnya, dulu Ukraina "rapat" dengan Rusia. Namun pemimpin Ukraina yang sekarang lebih dekat ke Barat dan ingin menjadi bagian NATO.
Padahal ketika Perang Dingin terjadi, sebelum 1990, orang-orang Ukraina dan Rusia bersatu dalam sebuah negara federasi bernama Uni Soviet. Negara komunis yang kuat di zaman itu.
Uni Soviet setelah Jerman kalah dan PD II selesai, memiliki pengaruh di belahan timur Eropa. Tak heran jika negara-negara di benua Eropa bagian timur juga menjadi negara-negara komunis.
Pada 1991, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar. Di tahun yang sama, Ukraina memberikan suara untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet dalam sebuah referendum.
Presiden Rusia Boris Yeltsin pada tahun itu, menyetujui hal tersebut. Selanjutnya Rusia, Ukraina dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States (CIS).
Namun perpecahan terjadi. Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.
Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan. Hal tersebut adalah upaya untuk menyelesaikan ketidaksepakatan.
Rusia diizinkan untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina. Rusia pun harus membayar Ukraina biaya sewa karena menggunakan Pelabuhan Sevastopol.
Hubungan Rusia dan Ukraina memanas lagi sejak 2014. Kala itu muncul revolusi menentang supremasi Rusia.
Isu serangan bergulir sejak November 2021. Sebuah citra satelit menunjukkan penumpukan baru pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina. Akhirnya, perang benar-benar terjadi pada Kamis, 24 Februari lalu hingga hari ini, meski beberapa kali terjadi gencatan senjata demi alasan memberi waktu kepada pengungsi sipil.
Berikut ini infografis 3 alasan Rusia Invasi Ukraina: