3 Alasan Pesawat Tempur Perancis Mendarat Darurat di Aceh
Tujuh pesawat tempur 'Dassault Rafale' milik Angkatan Laut Perancis terpaksa mengalihkan pendaratan ke Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar karena terkena cuaca buruk di Samudera Hindia, Sabtu siang, 18 Mei 2019.
Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Hendro Arief meyampaikan tiga penyebab tujuh pesawat tempur Angkatan Laut (AL) Perancis itu. Hal ini disampaikan Hendro Arief kepada wartawan di Lanud Sultan Iskandar Muda, Senin 20 Mei 2019.
Penyebab pertama adalah akibat cuaca buruk. Informasi sebelumnya, Kapal Induk Charles de Gaule sebagai pangkalan tujuh pesawat tempur Angkatan Laut Perancis lokasinya saat ini masih berada di sekitar 100 Nautical Mile (NM) dari Indonesia.
“Wilayah itu masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), di luar wilayah teritorial Indonesia,” sebut Hendro Arief.
Kapal induk yang mengangkut pesawat tempur ALt Perancis tersebut terus bergerak di laut lepas di luar batas wilayah teritorial Indonesia lantaran sedang menuju Singapura. Saat tujuh pesawat tempur melakukan latihan terbang ulang-aling, tiba-tiba terjadi cuaca buruk sehingga mereka terpaksa harus mendarat darurat di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang Aceh Besar sebagai lokasi yang terdekat.
Sementara penyebab kedua dan ketiga adalah pesawat mengalami rusak di bagian hidrolik system dan rusak di engine system. Kerusakan tersebut terjadi pada dua pesawat tempur AL Perancis. Akibatnya, pihak AL Perancis harus mengirimkan satu helicopter technical support dari kapal induk Charles de Gaule yang membawa tujuh orang kru teknisi untuk memperbaiki pesawat tempur Rafale.
Setelah diperbaiki, dua pesawat tempur tersebut kemudian meninggalkan Lanud SIM pada Senin 20 Mei 2019 siang.
"Setelah dilakukan perbaikan dan pengecekan oleh teknisi, kedua Rafale sudah dapat kembali,” katanya.
Dari tujuh pesawat yang mendarat darurat, empat pesawat dapat kembali pada Sabtu. Satu pesawat kembali pada Minggu 19 Mei 2019, sementara dua pesawat lainnya yang mengalami kerusakan di bagian hidrolik dan bagian sistem engine baru kembali pada Senin siang.
Sebelum pesawat tempur milik Angkatan Laut (AL) Perancis dirilis kembali dari Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Hendro telah memeriksa seluruh kelengkapan termasuk dokumen imigrasi seluruh pilot dan kru teknisi Rafale.
“Semuanya sudah kami rilis kembali, tadi mereka kita periksa administrasinya lengkap, termasuk dokumen keimigrasian. Beda dengan pilot Rafale kemarin karena mendarat mereka secara darurat, dua pesawat Rafale itu sebelumnya mengalami rusak di bagian hidrolik system dan engine system," ujarnya. (an)
Advertisement