29 Pemain Asing Baru Ramaikan BRI Liga I
Oleh: Bambang Bes
Setelah ‘puasa’ 1,5 tahun akibat hantaman pandemi Covid-19, masyarakat pecinta sepakbola tanah air mulai Jumat 27 Agustus 2021 malam, akan disuguhi tayangan pertandingan kompetisi BRI Liga Indonesia I (Liga I) musim 2021-2021. PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah mengantongi perijinan untuk menggelar kick off sesuai rencana, di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, untuk menandingkan antara ‘Serdadu Tridatu’ Bali United meladeni klub pendatang baru Persik Kediri.
Dilacak dari website di 18 klub peserta BRI Liga I, dalam musim kompetisi 2021-2022 ini setidaknya terdapat 29 pemain asing baru, yang belum pernah merasakan atmosfir persepakbolaan Indonesia. Artinya, walaupun Liga I terhenti 1,5 tahun akibat merebaknya kasus Covid-19, bahkan jadwal kick off Liga I 2021-2022 saja sempat mengalami enam kali penundaan, ternyata sepakbola Indonesia masih memikat perhatian para pemain asing.
Sebanyak 29 legiun asing baru itu akan menjadi bagian dari setidaknya 72 pemain asing yang akan merumput di Liga I, belum termasuk yang bermain di Liga 2. Sesuai regulasi baru PSSI, jatah pemain manca dalam kompetisi resmi PSSI tahun ini menyusut satu orang dibanding kompetisi sebelumnya. Tahun ini tiap klub Divisi I hanya diijinkan memakai jasa pemain asing maksimal empat orang, satu diantaranya harus dari negara Asia. Sedang Liga I tahun 2020 yang dihentikan pada akhir pertandingan pekan ketiga, Maret 2020, karena merebaknya Covid-19, setiap klub masih diijinkan memiliki 5 pemain asing.
”Transfer ilmu dan teknik bermain bola dari pemain asing berkualitas memang perlu, tetapi memberikan jam terbang kepada pemain lokal potensial Timnas juga penting, karena itu slot pemain asing dikurangi dari jatah sebelumnya,” kata Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, dalam suatu kesempatan di Jakarta.
Merujuk pada keberhasilan pertandingan pra-musim Piala Menpora, dalam BRI Liga I nanti semua pertandingan dipusatkan di Jawa, dan dibagi dalam enam seri pertandingan. Seri pertama digelar di kluster Banten, DKI, dan Jabar. Seri kedua di kluster Jateng dan Jogyakarta. Seri ketiga dan keempat di kluster Jatim. Seri kelima kembali ke Jateng dan Jogyakarta, dan seri kaenem (terakhir) juga kembali ke kluster Banten, DKI, dan Jabar. Di seri terakhir ini sekaligus penutupan kompetisi Liga I dan pembagian hadiah kepada para juara.
Brasil Mendominasi
Dari 29 pemain asing baru tersebut, 12 datang dari ‘gudangnya’ pemain sepakbola yaitu Brasil. Empat orang dari Jepang, dua orang dari Portugal, dan masing-masing seorang dari negara di Timur Tengah, Korsel, bahkan dari negeri ‘industri sepakbola’ yaitu Inggris, Spanyol, dan Belanda.
Dari 18 tim peserta BRI Liga I tersebut, ada empat klub yang pemain asingnya semua baru dan belum pernah bermain di Indonesia, yaitu Arema FC Malang, Persebaya Surabaya, Persik Kediri, dan Persiraja Banda Aceh. Yang lain pilih meramu dengan pemain asing lawas yang sudah bermain di Indonesia. Malah PSS Sleman dan Persija tidak merombak pemain asingnya yang sudah dimainkan sejak partisipasi di Piala Menpora, April lalu. Dalam tanding pra-musim itu Persija keluar sebagai juara, sedang PSS finish di peringkat tiga.
”Mencapai urutan ketiga itu suatu kinerja baik dan perlu dipertahankan, selain itu kami lebih pede mengandalkan kekuatan yang sudah diketahui. Jadi cukup pemain asing lama itu,” kata Marco Garcia Paulo, Dirut PT Putra Sleman Sembada (PSS). Dalih yang sama juga dilontarkan bos The Jack Persija, Ferry Paulus, bahwa pihaknya sudah mantab dengan kekuatan yang sudah terbukti (juara) di Piala Menpora.
Tetapi Presiden Club Arema FC, Gilang Widya Pramana, punya alasan berbeda tentang legiun asing ini. Menurut bos perusahaan kosmetika ini, dari perjalanan kompetisi yang dijalani tim kebanggaan kera Ngalam ini, Arema harus selalu baik dan menarik pecinta sepakbola. Karena itu ia mendatangkan ke stadion Kanjuruhan pemain asing yang bermutu dan segar.
”Sayangnya dari empat pemain asing kami, satu masih tertahan di Turki, yaitu Sergio Silva (Portugal), karena aturan imigrasi dimana dalam PPKM ini sementara Indonesia menutup kehadiran orang asing. Tetapi koper Sergio malah sudah sampai di Malang,” ujar Gilang.
Skuad asing Arema yang baru itu adalah Adilson Maringa (kiper, kebangsaane Brasil yang sebelumnya bermain di Portugal), Carlos Manuel Dos Santos Fortes (striker, Portugal), dan gelandang asal Jepang, Renshi Yamaguchi.
Arema memilih pemain Portugal, diharapkan segera ’nyetel’ dengan strategi pelatih Eduardo Almeida, yang juga dari negerinya Christiano Ronaldo (CR7) itu. Sebelum ini Arema juga kedatangan pemain test asal Steven Tickot (Perancis), Andre Claro, dan Miguel Granja (Portugal). Tetapi karena aturan baru PSSI maka tak semua bisa dikontrak.
Demikian juga klub kebanggaan arek Suroboyo, Persebaya. Tahun ini memakai jasa pemain asing baru yang tidak tanggung-tanggung kualitasnya. Playmaker tangguh Bruno Moreira didatangkan bersama striker Jose Wilson dari Brasil. Slot Asia diisi Taisei Marukawa (gelandang). Serta yang ditunggu-tunggu kiprahnya adalah bek Mohamed Alie Sesay, pesepakbola yang pernah memperkuat Leicester City, klub Liga Premier Inggris.
”Semua pemain asing Persebaya sudah mendapat vaksinasi Covid19. Difasilitasi oleh Bu Khofifah dan divaksin di kantor Gubernuran. Dengan begitu sudah memenuhi persyaratan untuk bisa main di BRI Liga I. Dalam latihan juga lebih fokus. Jadi Persebaya siap untuk kick off,” ujar Adji Santoso, pelatih Persebaya asal Kepanjen Kab. Malang ini.
Manajer Persik Kediri, M. Syarif Hidayatullah pilih mengontrak pemain asing baru itu, karena sebagai tim promosi dari Liga 2, ia sudah mengamati semua pemain asing yang merumput di Indonesia. Banyak yang kualitasnya baik, tetapi rata-rata sudah dikontrak tim lain, sehingga Persik pilih mencari yang bagus tetapi baru.
Menurut pelatih Persik, Joko Susilo, selama persiapan ini, empat legiun asing itu sudah nyetel dengan strategi dan pemain lokal. Peran Youssef Azzejjari, gelandang asal Spanyol dan Arthur Felix Silva (striker, Brasil) juga diakui lebih menonjol. Karena itu, dalam BRI Liga I ini, M. Syarif dan Joko optimistis bahwa timnya bisa mengimbangi klub lain.
Sebagai tim promosi dari Liga 2, Persiraja Banda Aceh juga seirama dengan Persik. Presiden Persiraja, Nazaruddin Dek Gam mengatakan, untuk menjaga komitmen dan marwah sepakbola Aceh, Tim berjuluk ‘Rencong Aceh’ ini terpaksa melepas pemain asingnya yang kurang greng saat dicoba di Piala Menpora. ”Untuk menjaga marwah sepakbola Aceh, kami berkomitmen mencari pemain asing yang bisa diandalkan mengangkat pamor tim,” kata Nazaruddin.
Finalis Piala Menpora, Persib Bandung dalam menghadapi Liga I tahun ini juga lumayan repot. Persib terpaksa mencoret gelandang asal Afganistan, Fashad Noor, serta bek asal Belanda, Nick Kluipers yang kurang moncer di Piala Menpora. Karena itu Persib bongkar-pasang pemain. Dan akhirnya manajemen dan pelatih Robert Rene Albert berhasil menghadirkan ke Stadion Bandung Lautan Api, yaitu pemain Mohammed Bassim Rashid (gelandang Timnas Palestina), Farkhat Musabekov (winger, Timnas Kyrgystan), dan Bassel Jradi, WN Lebanon yang sebelum ini bermain di klub besar Kroasia, NHK Hajduk Splits.
”Tidak mudah lho mencari pemain timnas di negaranya itu, tetapi berkat agen yang bisa bekerjasama, semoga ketiganya bisa menutupi kebutuhan tim,” ujar Robert, pelatih asal Belanda yang sudah lama malang-melintang di merah-hijaunya sepakbola Indonesia. *
*Bambang Bes, wartawan senior dan pengamat, tinggal di Surabaya.
Advertisement