275 CJH Kabupaten Probolinggo Mundur dan Cairkan BPIH
Lamanya antrean keberangkatan haji ke Tanah Suci diduga membuat sebagian calon jemaah haji (CJH) memilih mengundurkan diri. Mereka kemudian mencairkan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) untuk keperluan lain, yang sudah disetor ke sejumlah bank pemerintah.
Di Kabupaten Probolinggo, jumlah CJH yang membatalkan pendaftaran hajinya sebanyak 275 orang. Dengan demikian, CJH yang masih bertahan atau sedang dalam masa tunggu (waiting list) sebanyak 28.820 orang.
“Di Kabupaten Probolinggo yang membatalkan pendaftaran haji sebanyak 275 orang. Di tingkat Provinsi Jawa Timur, sebanyak 10.409 orang yang membatalkan hajinya,” kata Kasi Pelayanan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, Moch. Sugianto, Rabu, 16 November 2022.
Terkait mundurnya 275 CJH, Sugianto mengaku, menyayangkan. Sebab lamanya antrean keberangkatan haji ini juga dipengaruhi tiadanya perjalanan haji di seluruh dunia selama dua tahun, 2020-2021 karena pandemi Covid-19.
Sisi lain, pada musim haji 2022 lalu, kata Sugianto, CJH yang bisa berangkat haji hanya dipatok 48 persen dari total kuota yang sebenarnya. Pada kondisi normal, Jawa Timur mendapatkan kuota hingga 34 ribu lebih CJH per tahun.
"Saat ini di Jawa Timur yang masuk daftar tunggu atau waiting list pemberangkatan jumlahnya 1.106.586 orang. Dalam waktu normal, jumlah ini dibagi 34 ribu yang merupakan kuota untuk mengetahui masa tunggunya, tapi kan sekarang jatahnya hanya 48 persen," jelas Sugianto.
Persoalan masa tunggu yang menurutnya menyebabkan sebagian jemaah menarik tabungan hajinya ini diharapkannya tidak terulang lagi. Sebab, regulasi pemberangkatan 48 persen dari kuota itu masih dapat berubah mengingat kasus Covid-19 sudah mulai mereda.
Sugianto mengaku, terus memberikan pemahaman kepada para CJH yang ingin membatalkan pendaftaran hajinya. “Mudah-mudahan setelah Covid-19 mereda, antren keberangkatan haji tidak terlalu lama,” ujarnya.
CJH yang telah membatalkan pendaftaran haji, jika kemudian mendaftar kembali, maka yang bersangkutan mulai dari awal lagi. Alias harus mengikuti antren yang lebih lama mengingat daftar tunggu CJH juga semakin panjang.
“Jadi, eman-eman kalau dibatalkan, sebaiknya CJH bisa lebih bersabar. Mudah-mudahan, tahun depan kuotanya sudah tidak 48 persen tetapi sudah kembali normal,” kata Sugiango.
Salah seorang yang membatalkan pendaftaran hajinya beralasan, selain antrennya sangat lama karena kebutuhan ekonomi yang mendesak. “Saya terpaksa membatalkan pendaftaran haji saya, uangnya saya gunakan untuk anak saya masuk kuliah,” ujar seorang CJH asal Kraksaan, yang enggan menyebutkan identitasnya.
Sementara itu, seorang CJH asal Kecamatan Pajarakan mengaku, sengaja mundur dari pendaftaran haji karena usianya sudah lanjut. “Saya sudah terlalu tua kalau harus menunggu 20 tahun lagi baru berangkat haji. Setoran haji saya tarik, saya gunakan untuk ibadah umrah,” ujarnya.