26th Paradise Bali, Kumpulan Sepeda Federal dan Vintage MTB
26th paradise. Nama komunitas sepeda dari pulau dewata, Bali ini. 26 menggambarkan ukuran roda sepeda meraka. Paradise merefleksikan pulau Bali yang indahnya bak surga itu.
Bermula dari I Wayan Dian Sutrisna dam Nyoman Trida Sena Karilo yang sangat mencintai sepeda lawas, Federal atau sepeda vintage MTB. Umumnya sepeda-sepeda lawas itu menggunakan roda 26 inchi.
"Awalnya kita berteman dari sejak bermain motor klasik. Lalu saat booming sepeda, ternyata kita sama-sama mencintai sepeda yang sama, Federal. Akhirnya Juni 2020 lalu kita membentuk komunitas ini,” jelas Sena yang menggunakan sepeda GT Avalanche warna merah.
Sejak itu sekitar lima cyclist sering gowes bareng dan sering bertemu dengan sesama cyclist lain. Saling tahu dan kenal lantas bergabung. “Tentunya karena kita disatukan dengan sepeda vintage roda 26 inchi,” imbuh Dian.
Saat ini, komunitas yang rutin gowes bareng dua hari sekali ini beranggotakan lebih dari 20 cyclist. Sena mengaku tidak kaku dalam hal kordinasi rute gowes bareng.
Semua dirundingkan di WA grup. Bila ingin ke pantai ya semua sepakat ke pantai. Atau kadang ingin nanjak cantik, atau bahkan hanya putar-putar kota. “Semuanya dibahas di grup dan diambil suara terbanyak,” tutur Sena yang mengatakan biasanya titik kumpul adalah di Alun-alun kota Denpasar.
Kadang mereka juga menshare rute di Instagram story untuk mengajak sesama pengguna vintage MTB untuk gowes bareng. Menjaga kekompakan, 26th Paradise menjadwalkan gowes bareng long touring sebulan sekali.
“Bali sangat indah. Banyak spot menarik rutenya maupun pemandangannya jadi bisa untuk sarana refreshing sekaligus olahraga,” bangga Sena berpromosi.
Menurut pria ramah ini, 26th Paradise sangat menjunjung tinggi pertemanan. Untuk mereka, sepeda hanya pemersatu tapi bukan yang utama. Meski begitu, senda gurau dan mem-bully sering terjadi. “Murni bergurau dan menambah keakraban,” tutur Dian yang menggunakan sepeda Polygon Unitoga modif single suspension.
Yang paling sering di-bully adalah Yoga Pradiva. Pasalnya, Yoga sangat kuat dan sering memimpin peloton di depan. Tapi hanya mampu di 10 km pertama. Selebihnya pasti kewer. “Lalu banyak alasan muncul. Kita semua tertawa terbahak-bahak mendengarkan ada saja alasannya,” bilang Sena lantas tertawa.
Yoga tak sendiri, ada juga Ari Suastika. Beda dengan Yoga, Ari seperti mesin diesel. Lambat di awal, tapi pertengahan hingga akhir sangat kencang meninggalkan yang lain. “Tapi doi kerap jatuh saat melintas pematang sawah karena kurang fokus,” imbuh Dian lantas tertawa.
Meski begitu, seluruh anggota 26th Paradise tetap kompak. Dan mereka mempunyai slogan “Slow Ride More View”. Jadi prinsipnya gowes santai banyak foto-fotonya menjual keindahan Bali di media sosial teman-teman 26th Paradise.
“Terpenting gowes selamat sampai tujuan dan tidak ada yang tersinggung jika di-bully,” jelas Dian. Untungnya, selama ini anggota 26th Paradise yang berlatar belakang berbeda ini bisa menanggalkan ego pribadi masing-masing.
Dan menjunjung tinggi prinsip bahwa semua individu adalah sama di atas sepeda vintage Federal mulai dari seri Cat hingga Mountain Series. “Bahkan ada juga yang menggunakan sepeda produksi internasional seperti Decathlon, GT, Yeti, dan lainnya,” tutup Sena.
Advertisement