26 BUMN Rugi di Triwulan Pertama
Bogor: Tri wulan pertama tahun 2017 bukan awal baik bagi kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lho? Sebab, 26 perusahaan milik negara itu mengalami kerugian dengan nilai kerugian Rp 499 Miliar.
Menurut sekretaris kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, jika dibanding dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, jumlah BUM yang merugi sudah menurun. Pada triwulan satu 2016 BUMN yang mengalami kerugian sebanyak 27 dengan nilai Rp 3,2 triliun.
BUMN pada 2017 ditargetkan yang mengalami kerugian akan ditekan hingga mencapai hanya lima dengan nilai kerugian senilai Rp 499 miliar. Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), menyumbang kerugian terbesar pada triwulan pertama 2017 dengan menunjukkan angka kerugian senilai Rp 903 miliar.
"Ini hanya siklus. Nanti biasanya kondisi pada triwulan selanjutnya akan membaik," ujarnya di Bogor.
Kementerian BUMN berhasil memcatat laba pada triwulan pertama 2017 senilai Rp 39 triliun. Target laba yang ingin dicapai pada 2017 senilai Rp197 triliun. Sedangkan aset pada triwulan pertama mencapai Rp 6.560 triliun.
Imam Apriyanto Putro menjelaskan bahwa biaya bisnis yang dikeluarkan(Capital Expenditure/Capex) pada triwulan I terbilang agresif senilai Rp 54 triliun. Namun masih minus 88,4 persen dari target, yaitu Rp 468 triliun.
Oleh karena itu, BUMN dituntut untuk mampu bersaing dengan swasta baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. BUMN g diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap perekonomian nasional antara lain berupa setoran dividen dan pajak.
Sebagai agen pembangunan (agent of development), BUMN akan terus ambil bagian dalam berbagai proyek pembangunan. Ini guna mendukung realisasi program-program pemerintah yang meliputi proyek infrastruktur, maritim, energi, serta proyek lainnya, katanya menambahkan. (hrs/ant)