259 Meriam Bambu Siap Diledakkan di Tepi Sungai Kapuas
Sebanyak 259 meriam karbit siap meriahkan penyelenggaraan Festival Meriam Karbit di sepanjang pinggir Sungai Kapuas Pontianak yang akan digelar malam Idul Fitri 1440 Hijriyah di kota itu.
"Sebanyak 259 meriam karbit itu dari 39 kelompok yang menjadi peserta Festival Meriam Karbit tersebut," kata Ketua Forum Permainan Meriam Karbit, Fazri Udin di Pontianak, Rabu, 15 Mei 2019.
Ia mengatakan, saat ini persiapan untuk festival sudah mencapai di atas 50 persen. "Tahun ini pembukaan festival dipusatkan di Gang H Mailamah, Jalan Adisucipto," ungkapnya.
Menurut dia, meriam karbit merupakan permainan tradisional khas masyarakat Melayu Pontianak dan sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
"Kami berharap melalui Forum Meriam Karbit, budaya ini tetap eksis setiap tahunnya dan bisa dinikmati masyarakat luas, dan bisa menarik wisatawan mencanegara untuk berkunjung ke Kota Pontianak," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meminta panitia Festival Meriam Karbit mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan itu.
"Saya minta panitia pelaksana benar-benar mempersiapkan secara matang, baik itu kemasan acaranya, pembukaan, panggung utama serta pengaturan tamu undangan," ujarnya.
Sebagai permainan tradisional, menurut dia, permainan meriam karbit tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan masyarakat Pontianak, terutama yang bermukim di pinggiran Sungai Kapuas, apalagi meriam karbit merupakan bagian dari historis berdirinya Kota Pontianak.
"Oleh sebab itu, melalui festival ini kita berharap permainan meriam karbit tetap terus dilestarikan sebagai khasanah budaya Pontianak yang tidak dimiliki daerah lainnya. Dan tidak sah rasanya bila Lebaran Idul Fitri tanpa terdengar dentuman meriam karbit," katanya.
Meriam karbit terbuat dari kayu balok yang diikat dengan rotan, dengan ukuran panjang rata-rata sekitar lima hingga tujuh meter dan diameter 60 - 70 centimeter. Untuk membunyikannya, dibutuhkan karbit yang dimasukkan ke dalam meriam hingga mencapai titik didih tertentu kemudian siap disulut.
Suara yang dihasilkan meriam karbit ini sangat menggelegar, bahkan getarannya bisa dirasakan oleh warga yang bermukim di sekitar area meriam itu dimainkan. Setiap digelarnya festival meriam karbit ini, tidak jarang mengundang rasa penasaran para wisatawan untuk menyaksikan dan mendengar langsung bunyi permainan tradisional ini. Bahkan, mereka memberanikan diri untuk menyulut langsung meriam karbit tersebut. (ant)