25 Perawat di Jatim Gugur Karena Covid-19
Ketua Dewan Perwakilan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Timur, Prof Nursalam mengatakan, hingga saat sudah ada 25 perawat yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
"Mereka terdiri Surabaya 9, Sidoarjo 3, Tuban 2, Bojonegoro 2, Kota Malang 1, Sampang 1, Kota Probolinggo 1, Bangkalan 1, Gresik 1, Kab. Pasuruan 1, Kab. Malang 1, Sumenep 1, dan terakhir Pamekasan 1," ujar Nursalam, Senin, 7 September 2020.
Nursalam mengatakan, yang terakhir meninggal perawat dari Pamekasan, Nufia Anggreini SKep Ns pada Minggu, 6 September 2020 pukul 15.45 WIB karena terpapar Covid-19 di usia 39 tahun.
Almarhumah Nufia, merupakan salah satu nakes perawat yang bertugas melayani pasien Covid-19 di RSUD dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan.
"Terpapar Covid-19. Almarhum Nufia meninggal ketika melayani pasien Covid-19," kata Nursalam.
Nur mengatakan, almarhum yang meninggal di usia 39 tahun ini memiliki penyakit penyerta berupa panas batuk, pilek, dan sesak nafas. Keluhan tersebut dirasakan selama sepekan.
"Keluhan panas, batuk, pilek sejak satu minggu yang lalu. Sesak, lemas," katanya.
Nufia merupakan warga Kelurahan Bugih, Kota Pamekasan. Perawat alumni Keperawatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meninggal akibat terpapar covid-19 dan memiliki penyakit penyerta.
DPW PPNI Jatim memberikan santunan kepada keluarga perawat yang ditinggalkan. Sedangkan, untuk santunan dari Kemenkes dan DPP PPNI sudah diberikan kepada 12 perawat Jatim yang meninggal.