24 Persen Kasus Gagal Ginjal Akut di RSSA Malang Masih Misterius
Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar, Malang, melaporkan sekitar 24 persen kasus gagal ginjal akut yang ditangani hingga saat ini masih belum diketahui penyebabnya atau dalam bahasa medis disebut atipikal.
Spesialis Anak RS Saiful Anwar, dokter Astrid Kristina Kardani mengatakan, bahwa selain dari angka tersebut dideteksi penyebab ginjal akut yang ditangani disebabkan pola gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan dengan bahan pengawet.
Kasus gagal ginjal akut, kata dia, bukanlah hal baru yang ditangani oleh RS Saiful Anwar. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini muncul penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal, yang belum bisa dideteksi penyebabnya.
“Kami melihat tren sampai dua tiga bulan ini ternyata ada sekitar 24 persen itu penyebabnya tidak jelas, jadi disebut atipikal,” ujarnya pada Jumat, 21 Oktober 2022.
RS Saiful Anwar mulai menerima laporan kasus ginjal akut mulai Agustus hingga Oktober 2022 ini. Dari sejumlah pasien yang masuk, sekitar 30 persen pasien dinyatakan meninggal dunia. Sementara yang sembuh sekitar 56 persen. Sisanya masih mendapatkan perawatan.
“Saya rasa kami semua sudah sepakat bahwa untuk penyampaian data sifatnya top-down dari Kemenkes. Untuk jumlah kasus gangguan gagal ginjal akut progresif yang meninggal itu sekitar 30 persen,” katanya.
Maka dari itu, Kemenkes RI hingga saat ini masih melakukan investigasi untuk mencari penyebab kasus ginjal akut atipikal yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
“Artinya kami tidak tahu. Apakah ada kelainan primer di ginjal. Apakah ada dehidrasi yang berat sehingga menyebabkan fungsi ginjal menurun. Semua itu sudah kami singkirkan. Tapi saat ini masih belum jelas penyebabnya,” ujarnya.
Sejumlah pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RS Saiful Anwar adalah anak-anak yang berusia dua hingga lima tahun. Gejala yang dialami yaitu penurunan produksi urine, demam, diare hingga muntah.