235 Guru Besar Muhammadiyah, Haedar: Segarkan Pemikiran Maju
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan, perkumpulan guru besar Muhammadiyah ini sebagai media untuk membangun jaringan, dan yang lebih penting lagi yakni menyegarkan pemikiran-pemikiran yang multiperspektif di dalam memahami persoalan keumatan, kebangsaan dan kehidupan global.
“Jujur, sekarang ini ada banyak reduksi di dalam persoalan umat, bangsa dan global. Sehingga karena reduksi itu lalu orang jadi sering terlibat di dalam konflik kepentingan yang sifatnya aktif,” jelas Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 30 Juli 2019.
Menurut Haedar, Indonesia saat ini memerlukan pemahaman yang luas, dalam persoalan ekonomi, keagamaan, politik, dan budaya. Dalam melihat permasalahan tersebut tidak bisa hanya dari hilir.
“Persoalan politik misalkan politik transaksi, politik uang, korupsi, itu harus dilihat dari akar masalahnya, pada proses kulturalisasi politik yang pada awalnya dulu juga hasil dari reformasi,” imbuh Haedar.
Sehingga, lanjut Haedar, kita perlu konsolidasi pemikiran, mana persoalan yang perlu diurai, baik yang menyangkut hukum ketatanegaraan, sampai pada transaski politiknya.
“Juga dalam konteks kehidupan keagamaan, saya pikir perlu ada perspektif baru, sehingga kita tidak berkutat soal konflik paham megenai radikal dan kontra radikal. Tetapi agama kita fungsikan sebagai kekuatan pencerah, kekuatan integratif, kekuatan menciptakan damai, dan kekuatan yang membangun masa depan lebih cerah,” jelas Haedar.
“Juga dalam konteks kehidupan keagamaan, saya pikir perlu ada perspektif baru, sehingga kita tidak berkutat soal konflik paham megenai radikal dan kontra radikal. Tetapi agama kita fungsikan sebagai kekuatan pencerah, kekuatan integratif, kekuatan menciptakan damai, dan kekuatan yang membangun masa depan lebih cerah,” jelas Haedar.
Ia mengungkapkan hal itu, saat menghadiri silaturahim Guru Besar Muhammadiyah pada Minggu 28 Juli 2019 di gedung AR Fachrudin A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Selain itu, Haedar juga berharap para guru besar Muhammadiyah dapat menjadi basis penghasil keilmuan yang kokoh.
"Saat ini Muhammadiyah memiliki 235 guru besar dan salah satu tugas anda kepada masyarakat adalah sebagai peningkatkan kebebasan dan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan pemikiran yang maju sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Terlebih dalam kondisi semangat masyarakat untuk berislam sangat tinggi saat ini, karenanya kontribusi pemahaman bayani, burhani dan irfani dalam suatu isu menjadi sebuah kebutuhan utama," ujar Haedar.
Haedar mengungkapkan bahwa melalui forum guru besar yang terbentuk tersebut nantinya akan melahirkan manfaat kepada Islam dan kemaslahatan umat secara luas.
"Harapan utamanya adalah melalui forum ini, Muhammadiyah akan menjadi pusat keunggulan untuk berbagai isu, mengingat kiprah kontribusi dari para guru besar ini sangat luas pada banyak bidang. Ini menunjukkan potensi dan kekuatan dahsyat dari Muhammadiyah dan semoga ini bisa benar-benar dimanfaatkan dan dirumusan dalam konteks Islam yang berkemajuan," tutup Haedar.
Advertisement