231 Ribu Lebih Sertifikat Tanah di Pasuruan Diterbitkan
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf membagikan sertifikat tanah kepada warga. Sampai saat ini, ada sertifikat tanah yang sudah terbit se-Kabupaten Pasuruan mencapai 231.801 buah.
Bupati Irsyad, berharap, sisa 495.802 bidang tanah yang belum bersertifikat, diharapkan dapat selesai pada tahun 2025 mendatang.
"Kalau pesiden sudah menyampaikan tahun 2025 semua bidang sudah bersertifikat, maka saya juga berharap begitu," katanya.
Irsyad menjelaskan, total bidang yang menjadi kewenangan BPN Kabupaten Pasuruan dalam hal sertifikat tanah sebanyak 727.603 bidang.
Untuk dapat mencapai sesuai dengan target yang diharapkan, peran serta trijuang benar-benar harus terjalin dengan baik. Sehingga seluruh tahapan sertifikat tanah di Kabupaten Pasuruan berjalan dengan cepat dan tepat.
"Trijuang itu terdiri dari pemerintah daerah, BPN dan pemerintah desa untuk sama-sama bisa mewujudkan desa lengkap, yakni semua bidang tanah telah terdaftar," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pasuruan, Baskoro menjelaskan, sebelum pandemic, untuk program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Pasuruan ditargetkan sebanyak 56.000 sertifikat.
Hanya saja, ketika Pandemi terjadi dan pemerintah memutuskan refocusing, maka target PTSL tahun 2020 diturunkan menjadi 33.000 bidang.
Dari 33.000 bidang, BPN Kabupaten Pasuruan telah menyerahkan sebanyak 17.164 sertifikat, dan sisanya sebanyak 15.836 sertifikat akan diserahkan secara bertahap dengan mengikuti protokol kesehatan selama Pandemi Covid-19.
"Penyerahan sertifikat dilaksanakan dengan menerapkan protokol Covid-19 dengan membagi jadwal menjadi beberapa tahap, memakai masker serta mengatur jarak. Kami selesaikan sampai akhir tahun," katanya.
Baskoro juga menambahkan bahwa sampai saat ini, sertifikat PTSL yang dijadikan agunan untuk menambah modal usaha, sudah mencapai nilai sekitar Rp 46 Milyar.
Dari jumlah tersebut, paling banyak dimanfaatkan oleh para peternak sapi perah di wilayah Nongkojajar, Kecamatan Tutur. "Paling banyak di Nongkojajar, karena untuk modal usaha sapi ataupun susu sapi perah," katanya.