230 Rumah Terendam Banjir di Malang, Ini Pengakuan Korban
Rumah dengan desain kuno yang temboknya ditempeli batu alam itu sempat terendam banjir sekitar empat hari yang lalu. Air setinggi mata kaki memasuki rumah milik Abdul Latif di Jalan Letjend S Parman, Kota Malang, 19 Oktober 2021.
Latif teringat ketika siang hari ia sedang beristirahat bersama dengan istri dan anaknya di ruangan berbeda. Hujan deras mengguyur Kota Malang kurang lebih selama tiga jam. Air meluap dan merendam rumah Latif.
"Saya kaget. Lagi tidur siang tiba-tiba ada air yang merendam kaki saya. Saya langsung bangun untuk membersihkan," ujarnya pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Bersama dengan istri dan anaknya, Latif membersihkan seisi rumah dari rendaman air selama 30 menit. Bagi Latif, bencana banjir seperti ini sering ia alami tiap tahunnya.
"Ini sudah menahun ya. Ya karena kan ada luapan sungai gak bisa menampung, jadi banjir," katanya.
Dari pengakuan Latif, meski air menggenangi rumahnya, tidak ada barang-barang yang rusak. Apalagi banjir tidak berlangsung lama, sekitar 15 menit kemudian air beranjak surut.
"Cuma 15 menitan langsung surut. Kalau awal tahun ini yang hujan tiga jaman," ujarnya.
Tapi kini rumah Latif sudah bersih kembali. Lantai, jendela hingga tembok tak ada yang mengalami retak-retak akibat terendam banjir.
Rumah Latif adalah salah satu dari 230 unit bangunan yang terendam oleh banjir di Kota Malang berdasarkan rekapitulasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) setempat.
"Data dari BPBD Kota Malang ada sebanyak 230 unit rumah terendam banjir dan sebanyak 230 KK terdampak," kata Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto.
Alie mengatakan, titik rawan banjir di Kota Malang berada di Kelurahan Purwantoro, Bunulrejo, daerah sepanjang Letjend Sutoyo hingga Letjend S Parman.
"Penyebab banjir ini adalah karena kurangnya tanah resapan serta tersumbatnya drainase. Kami imbau agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan dan kami terus melakukan normalisasi drainase dari sampah yang menyumbat," ujarnya.