23 Ribu Tahanan Dibebaskan, Diktator Myanmar Siap Hadir KTT ASEAN
Lebih dari 23 ribu tahanan di seluruh negeri pada momen libur tahun baru Buddha pada Sabtu 17 April 2021. Hal itu dilakukan penguasa junta militer Myanmar, di bawah pimpinan Panglima Jenderal Min Aung Hlaing.
Pemimpin kudeta militer lawan politik Aung San Suu Kyi di Myanmar itu pun dijadwalkan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada 24 April mendatang. Kepastian itu dikemukakan melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, dikutip dari Reuters, Minggu 18 April 2021.
Menurut Sangrat, beberapa dari total 10 pemimpin negara ASEAN akan hadir dalam pertemuan khusus membahas situasi di Myanmar pascakudeta 1 Februari lalu yang semakin memburuk itu.
Namun, juru bicara junta militer Myanmar tidak segera menjawab untuk dimintai konfirmasi terkait kehadiran Aung Hlaing. Bila terlaksana, maka lawatan ke Jakarta adalah kunjungan luar negeri Jenderal Min pertama usai merebut kekuasaan lewat kudeta di Myanmar.
Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah belum merespons ketika dikonfirmasi terkait pertemuan ASEAN dan kehadiran Aung Hlaing.
Min Aung Hlaing ialah sosok paling kontroversial dan disorot dunia saat ini. Ia merupakan otak dibalik kudeta pemerintahan sipil Myanmar yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Pembebasan Tahanan oleh Junta Militer
Junta militer Myanmar membebaskan lebih dari 23 ribu tahanan di seluruh negeri pada momen libur tahun baru Buddha pada Sabtu 17 April 2021.
Seorang pejabat sipir Myanmar, seperti dilansir CNN, mengatakan dengan syarat anonim bahwa penjara di seluruh negeri akan mulai membebaskan lebih dari 23 ribu tahanan pada hari ini, di antaranya dari Penjaran Insein, Yangon.
"Kami akan membebaskan lebih dari 800 tahanan di Penjara Insein, Yangon," kata pejabat tersebut kepada AFP.
Ia menolak menjelaskan detail amnesti tersebut. Hingga kini, masih belum jelas pula apakah para pengunjuk rasa anti-junta militer yang selama ini telah ditahan termasuk dari puluhan ribu tahanan yang diberi pengampunan tersebut.
Pemerintah Myanmar memang kerap memberi remisi tahanan dan amnesti tahunan kepada ribuan tahanan dalam menyambut Tahun Baru Buddha.
Ia merupakan amnesti kedua yang diberikan junta militer terhadap para tahanan sejak mengambil alih pemerintahan sipil secara paksa pada 1 Februaru lalu.
Di bulan yang sama kudeta terjadi, junta militer juga telah membebaskan 23 ribu tahanan. Beberapa kelompok HAM langkah tersebut dapat memicu kekacauan dan ruang yang lebih luas junta militer menangkap para penentang penguasa.
Dua bulan kudeta berlangsung, situasi di Myanmar masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pemberontakan sipil terhadap junta militer kian gencar hingga ke pelosok negeri.
Sementara itu, aparat keamanan pun semakin brutal menindak para penentang militer.
Menurut kelompok aktivis Myanmar, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 710 orang telah tewas akibat bentrokan antara aparat dan demonstran sejak kudeta berlangsung pada 1 Februari 2021 lalu.