21 Tahun Menikah, Pasangan Asal Sumenep Berhasil dapat Momongan
Raut wajah haru bercampur kebahagian terpancar dari pasangan suami istri asal Sumenep, Jawa Timur, Somidi dan Su'udiyah. Siapa sangka, mereka akhirnya berhasil mendapatkan momongan seorang bayi perempuan dari program bayi tabung Morulaivf Surabaya, pada 1 Desember 2020.
Di usia tak muda lagi, Somidi dan Su'udiyah yang menikah selama 21 tahun, akhirnya bisa mendapatkan keturunan. Kisah ini dibagikan oleh pasutri tersebut kepada Ngopibareng.id di Total Life Clinic Surabaya, pada Jumat 11 Desember 2020.
Somidi menceritakan, sebelum melakukan bayi tabung di Morulaivf Surabaya, dia dan istrinya sudah mencoba berbagai pengobatan dari herbal hingga medis, dari satu dokter ke dokter lainnya.
"Saya sudah coba cara alami, pengobatan herbal, ke dokter yang ada di Pamekasan, Probolinggo juga sudah saya datangi. Tapi memang waktu itu belum dikasih," ujar pria 51 tahun ini
Perjuangan Somidi dan sang istri tak terhenti meski rezeki mendapatkan momogan belum datang. Sampai akhirnya, dia mendapatkan rekomendasi melakukan bayi tabung dari salah satu dokter di Madura pada 2019 silam.
"Waktu itu istri saya tidak haid selama satu bulan, saya belikan tes pack juga belum hamil. Akhirnya saya periksakan ke dokter kata dokter kalau mau hamil harus dilancarkan dulu haidnya. Karena saya berpikir usia saya dan istri sudah tidak muda lagi akan memakan banyak waktu untuk pengobatan tersebut, akhirnya dokter menyarankan bayi tabung di Morula," jelas Somidi dan Su'udiyah yang menikah tahun 1999 ini.
Ketika datang ke MorulaIVF Surabaya dan bertemu dokter, Somidi dan Su'udiyah pun melakukan apapun yang disarankan dokter agar ia mendapatkan keturunan. "Saya melakukan apapun yang terbaik untuk saya dan istri, yang dilarang tidak saya lakukan karena keinginan kuat saya dalam bayi tabung," ulas Somidi.
Sebelum melakukan penanaman embrio pun, Su'udiyah harus melakukan operasi pengangkatan kista pada rahimnya. Sampai akhirnya dua embrio berhasil ditanam dan salah satunya menjadi bayi yang diberi nama Aisyah.
Ketika ditanya mengenai biaya, Somidi mengungkapkan, mengunakan uang tabungannya dan berjualan kripik singkong untuk mendapatkan tambahan penghasilan. "Waktu ke Surabaya sudah diberitahu dokter biayanya sekitar 70 juta, alhamdulilah tabungan saya ada. Untuk tambahannya saya jualan kripik singkong dan membuka warung," cerita Somidi.
Usahanya selama 21 tahun ini, menurut Somidi, tak lepas dari keyakinannya bahwa Tuhan akan memberinya momongan di waktu yang tepat asal ia terus berusaha dan meminta.
"Saya punya keyakinan dan agama, dalam agama saya Allah SWT berjanji mintalah dan akan kuberi. Saya hanya meminta dan tidak pernah menarget selama ini, mungkin memang waktu yang tepatnya sekarang," tandasnya.
Keduanya saat ini kembali bersemangat untuk melakukan penanaman satu embrio yang mereka miliki jika kondisi Su'udiyah telah pulih usai persalinan anak pertama. Sementara itu, dr. Benediktur Arifin,MPH, SpOG sebagai dokter yang menanggani pasangan suami istri ini menuturkan, keberhasilan pasangan suami istri beda usia 6 tahun ini adalah keberhasilan bersama MorulaIVF Surabaya.
"Apa yang kita lakukan bagian dari kerja bersama Morulaivf Surabaya. Bagian kita sangat kecil dibandingkan kuasa Tuhan. Bekerja secara bersama hasilnya pasti akan lebih baik," kata dokter yang akrab disapa Beni ini.