21 Mei Hari Teh Internasional
Hari ini, 21 Mei 2022 diperingati sebagai Hari Teh Internasional atau International Tea Day. United Nations General Assembly (UNGA) atau Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pada 19 Desember 2019, mengadopsi resolusi yang menetapkan 21 Mei sebagai Hari Teh Internasional.
Produksi dan pengolahan teh merupakan sumber mata pencaharian utama bagi jutaan keluarga di negara-negara berkembang. Selain itu, teh merupakan sarana utama penghidupan bagi jutaan keluarga miskin yang tinggal di sejumlah negara kurang berkembang.
Industri teh menyediakan jutaan orang di seluruh dunia dengan secangkir teh di pagi hari. Salah satu produsen teh terbesar, India, menyadari pentingnya teh bagi masyarakatnya dan sebagai komoditas perdagangan.
Namun, sebagian besar kondisi kerja bagi mereka yang berada di industri teh masih membutuhkan banyak perbaikan.
Sejarah Teh
Berdasarkan catatan sejarah, teh pertama kali ditemukan di China oleh Kaisar Shen Nong, bapak pertanian dan kedokteran, pada 2373 Sebelum Masehi. Suatu waktu, Shen Nong berkeliling mencari tanaman obat baru. Saat merasa tak enak badan, Shen Nong memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon.
Dia pun merebus air untuk melepas dahaga. Beberapa helai daun jatuh ke dalam minumannya. Alih-alih membuang daun yang jatuh, Shen Nong tetap meminumnya. Tak lama, Shen Nong merasa badannya membaik setelah minum air dengan daun yang punya rasa sedikit pahit, tapi kaya nutrisi tersebut.
Sejak saat itu, Shen Nong memperkenalkan minuman yang diseduh dengan daun tersebut. Minuman itu jadi minuman khusus untuk Istana Kekaisaran. Menurut laporan Alimentarium, minuman inilah yang disebut sebagai asal mula teh.
Dari kekaisaran, teh semakin dikenal luas masyarakat. Beberapa abad kemudian, minum teh dilengkapi dengan berbagai ritual. Kedai teh pun mulai menjamur. Pada abad ke-7, teh diekspor ke China dan Korea. Pada abad ke-12, teh menjadi kebiasaan di Jepang. Orang China yang bepergian ikut membawa teh bersama mereka ke banyak negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.
Di Eropa, teh justru dibawa oleh para misionaris yang datang ke Asia. Misionaris Belanda pulang membawa teh pada abad ke-17. Teh pun menyebar ke seluruh Eropa dan bahkan jadi kebiasaan baru orang Inggris.
Kebiasaan ini lantas membuat teh menjadi komoditas yang diperdagangkan secara luas berkat berdirinya East India Company di Inggris. Di masa penjajahan, para koloni banyak membuka perkebunan teh di daerah ketinggian yang subur, termasuk di Indonesia.
Teh yang paling populer adalah teh hitam. Selain itu, teh dari bunga juga banyak diminati. Teh sudah tak bisa dipisahkan dari minuman sehari-hari. Rasa dan manfaat tertentu membuat teh semakin populer.
Konferensi Teh Internasional di New Delhi
Kampanye Hari Teh Internasional diluncurkan pada 2005 oleh serikat pekerja, petani teh kecil dan organisasi masyarakat sipil di Asia dan Afrika untuk mengatasi masalah upah layak bagi pekerja dan harga yang adil bagi produsen teh kecil.
Konferensi Teh Internasional di New Delhi mengeluarkan Deklarasi Internasional tentang hak-hak pekerja dan petani kecil untuk membantu mengatur persaingan yang tidak merata, kepemilikan tanah, peraturan keselamatan, hak-hak perempuan, jaminan sosial dan upah layak.
Organisasi lain, The Tea Board of India, mengusulkan Hari Teh Internasional dengan harapan hari itu menjadi hari libur resmi untuk Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Hal ini diusulkan oleh ketua Santosh Kumar Sarangi pada 2015.
Menurut ketua, usulan India didukung oleh negara-negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, Sri Lanka, Cina, Jepang, Kenya, dan Malawi. Meskipun Hari Teh Internasional ini tidak memiliki status resmi, tujuan liburan ini adalah untuk mengenali situasi rentan yang dimiliki produsen teh di India dengan kondisi kehidupan saat ini dan kebijakan terkait pekerja.
Advertisement