21 Mahasiswa Baru Unej Stres hingga Diare Usai Mengikuti P2MB
Sebanyak 21 mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej), dikabarkan sempat sakit akibat stres. Mereka stres setelah mengikuti Pengenalan Dan Pembekalan Mahasiswa Baru (P2MB).
AW, salah satu keluarga mahasiswa baru Fakultas Teknik Unej mengatakan, awalnya dirinya curiga, keponakannya berinisial VV sering pulang larut malam. Saat ditanya, VV beralasan sedang mengikuti kegiatan P2MB di kampus.
Kegiatan P2MB itu sengaja digelar malam hari, agar tidak mengganggu aktivitas perkuliahan. Sejak saat itu, AW merasa ada yang janggal dengan kegiatan P2MB itu.
“Saat itu saya maulai curiga, jangan-jangan P2MB itu digelar tanpa diketahui oleh pihak kampus. Semestinya jika ada kegiatan hingga dini hari, kampus meliburkan kuliah,” kata AW, dikonfirmasi Senin, 19 September 2022.
Setelah beberapa kali mengikuti P2MB sejak akhir bulan Agustus 2022. Keponakan AW akhirnya jatuh sakit. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata keponakan AW sakit akibat stres.
Sejak saat itu, AW berusaha mengorek informasi lebih jauh terkait kegiatan P2MB yang diikuti keponakannya.
Dari situ kemudian terungkap, ada dugaan perundungan yang dilakukan panitia P2MB dan kakak angkatan keponakan AW. Diketahui keponakan AW bukan satu-satunya mahasiswa baru yang sakit akibat stres. Dari beberapa informasi yang diperoleh, ternyata ada 21 mahasiswa baru yang juga sakit akibat stres.
“Itu kan ada daftar hadirnya, jadi ada 21 mahasiswa yang izin karena sakit. Ada yang demam bahkan diare. Setelah diperiksa, ternyata mereka juga stres,” tambah AW.
Secara bertahap, kegiatan yang dilakukan dalam P2MB mulai terungkap. Mahasiswa baru Fakultas Teknik Unej dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan anggota sekitar 10 orang tiap kelompok.
Tiap-tiap kelompok itu diberi tugas mendatangi kakak angkatan. Pada saat itulah, perundungan mulai terjadi. Mahasiswa baru diberi tugas tambahan. Jika tidak mampu menyelesaikan tugas tambahan itu, maka mereka tidak akan mendapat tanda tangan.
Tidak mendapat tanda tangan, artinya mahasiswa baru juga disebut tidak akan mendapat sertifikat P2MB. “Hanya untuk memperoleh sertifikat sampai ada perundungan. Apa sih pentingnya sertifikat itu,” tegas AW.
Tidak hanya sampai di situ, AW juga berhasil mengetahui informasi lain dalam kegiatan P2MB itu. Ternyata mahasiswa baru tidak diperbolehkan berboncengan sesama Janis.
Bahkan, mereka juga diminta agar memiliki model potongan rambut yang seragam. Mahasiswa baru juga dibentak oleh kakak tingkat.
AW, tidak percaya begitu saja dengan informasi yang diperoleh terkait P2MB itu. AW, berusaha terus menggali informasi lebih dalam.
Setelah dipastikan kebenarannya, AW kemudian melayangkan protes ke Fakultas Teknik Unej. Tidak lama kemudian, Fakultas Teknik membuat surat pemberitahuan.
Setelah protesnya ditanggapi, ternyata beredar isu bahwa panitia dan kakak angkatan di Fakultas Teknik Unej mengatakan tidak terima. Karena itu, AW kemudian menyebarkan adanya dugaan perundungan dalam P2MB ke publik.
“Akhirnya saya viralkan saja, termasuk kami sampaikan ke media. Namun, saya akui, setelah kasus ini viral ada ancaman dari oknum mahasiswa di Fakultas Teknik Unej,” jelas AW.
AW menilai, P2MB dengan model perundungan tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Karena itu, AW berharap Unej meniadakan kegiatan P2MB dengan model tersebut.
“Saya tanyakan ke alumni Fakultas Teknik Unej, ternyata itu tradisi yang masih dipertahankan. Hanya saja yang terjadi tahun ini sudah keterlaluan. Saya berharap Unej meniadakan kegiatan seperti itu,” pungkas AW.
Sementara Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Unej, Bahtiar saat dikonfirmasi enggan memberikan penjelasan terkait P2MB itu. Bahtiar beralasan, belum diberikan izin oleh Bagian Humas Universitas Jember.
“Kalau soal itu, mohon maaf kami belum bisa memberikan penjelasan. Silakan langsung satu pintu ke Humas Unej. Kecuali nanti saya diperbolehkan, saya akan berikan penjelasan,” kata Bahtiar dikonfirmasi melalui telepon selulernya.
Diketahui, pasca kejadian itu, Fakultas Teknik Universitas Jember langsung membuat surat pemberitahuan. Surat dengan nomor 7504/UN25.11/KM/2022 diunggah di akun Instagram Fakultas Teknik Universitas Jember.
Dalam surat itu, intinya lembaga melarang ada beberapa kegiatan dalam P2MB, di antaranya.
Melakukan dan mengucapkan ujaran kekerasan yang tidak sesuai dengan etika dan norma agama
Berboncengan laki-laki dan perempuan selama pelaksanaan P2MB
Melakukan Kegiatan P2MB atau sejenisnya di luar jadwal yang dikeluarkan secara resmi oleh Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Jember
Melakukan tugas P2MB sampai larut malam
Mengabaikan undangan atau berita yang tidak resmi dari media sosial.
Dalam surat itu juga dijelaskan, jika ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan melakukan pelanggaran maka Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Jember akan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Unej bentuk tim investigasi
Wakil Koordinator Bidang Humas Universitas Jember Rokhmad Hidayanto mengatakan, sejak awal Universitas Jember berkomitmen membina mahasiswa baru tanpa kekerasan.
Komitmen tersebut sudah disosialisasikan kepada seluruh Fakultas di Universitas Jember.
Karena itu, pasca ada laporan dugaan kekerasan psikis dalam kegiatan P2MB di Fakultas Teknik, Rektor Universitas Jember langsung menindaklanjuti dengan menggelar rapat.
Dalam rapat tersebut, Rektor memutuskan membentuk tim investigasi. "Sehubungan dengan informasi yang berkembang. Unej langsung bergerak cepat," kata Rokhmad.
Sejauh ini, proses pembentukan tim investasi masih proses pematangan. Dipastikan mulai besok, tim investigasi tersebut sudah mulai melaksanakan fungsinya.
Tim investigasi tersebut, nantinya akan melakukan investigasi terkait informasi yang berkembang. Jika memang nantinya ditemukan ada tindakan di luar ketentuan dalam pelaksanaan P2M di Fakultas Teknik, maka dipastikan Unej akan memberikan sanksi.
"Kami perlu mendalami juga dari versi panitia seperti apa. Sementara kamis masih memosisikan sebagai pihak yang netral, sebelum ada temuan dari tim investigasi. Yang pasti Unej tidak akan pernah membiarkan ada tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan," pungkas Rokhmad.