2023, Kota Malang Optimis Jaga Inflasi di Angka 3 Persen
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang menargetkan inflasi di atas 3 persen. Sebab berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama periode 2022 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 6,45 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi mengatakan, secara spasial inflasi Kota Malang menempati urutan ketiga tertinggi di Jawa Timur setelah Jember dan Surabaya pada 2022.
"Inflasi periode Desember 2022 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi di berbagai kelompok pengeluaran dengan andil terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,45 persen," ujarnya pada Sabtu 7 Januari 2023.
Dari sisi komoditas pendorong utama inflasi di Kota Malang berasal kenaikan harga beras dengan andil sebesar 0,06 persen. Lalu tomat mengalami kenaikan harga sebesar 0,05 persen hingga cabai rawit sebesar 0,04 persen.
“Kenaikan beras ini terjadi mulai tingkat penggilingan maupun tingkat konsumen seiring menipisnya pasokan dan menurunnya panen serta produksi," katanya.
Sementara komoditas penahan laju inflasi berasal dari penurunan harga pisang sebesar -0,02 persen, lalu buah naga sebesar -0,01 persen, cabai merah -0,01 persen, batu bata -0,01 persen dan sabun cair -0,01 persen.
Dengan berbagai faktor tersebut Samsun mengatakan bahwa diprediksi inflasi pada 2023 ini bakal lebih rendah dibandingkan pada 2022. Hal yang perlu dicermati untuk menahan laju inflasi pada tahun ini adalah potensi tingginya harga pangan dan energi dunia akibat terdampak konflik perang Rusia dan Ukraina.
Maka dari itu kata dia, perlu dilakukan penguatan pengendalian harga pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang nantinya bersinergi dengan kebijakan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang.
“Ini untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3,0 persen tambah 1 persen," ujarnya.
Advertisement