2021, Kemiskinan dan Pengangguran di Bondowoso Meningkat
Angka kemiskinan di Bondowoso, Jawa Timur, meningkat sepanjang pandemi Covid-19 melanda pada 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2021, tingkat kemiskinan di kabupaten berjuluk Kota Tape meningkat 14.73 persen dari 14,17 persen pada Maret 2020.
"Selama rentang waktu satu tahun dari Maret 2020 sampai Maret 2021, jumlah masyarakat miskin di Bondowoso bertambah 4.930 jiwa. Pada Maret 2020 sebanyak 110.240 jiwa bertambah menjadi 115.180 jiwa pada Maret 2021," kata Bupati Bondowoso Salwa Arifin dalam paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati 2021, di gedung DPRD, Senin 4 April 2022.
Menurut Bupati Salwa, banyak faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Bondowoso periode Maret 2020 sampai Maret 2021. Salah satunya adalah aturan PPKM berlevel yang diterapkan pemerintah pusat selama pandemi Covid-19 guna mencegah penyebaran virus corona.
"Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa pada perubahan perilaku dan aktivitas ekonomi masyarakat Bondowoso. Salah satunya, pengangguran mencapai 20.835 orang pada 2021 selama pandemi Covid-19 atau bertambah 1.362 orang dari 2020," terangnya.
Bertambahnya angka pengangguran, tambah Bupati Salwa, memicu peningkatan pengangguran terbuka di Bondowoso. "Dari 4,13 persen pada 2020 meningkat menjadi 4,46 persen pada 2021. Peningkatan pengangguran ini berpengaruh meningkatnya kemiskinan," tambahnya.
Ketua Komisi I DPRD Bondowoso, Tohari mengatakan, kemiskinan dan pengangguran di Bondowoso meningkat selama periode 2020 hingga 2021 sebagai dampak pandemi Covid-19. Namun, ia akan mengklarifikasi LKPJ Bupati 2021, karena tidak menjelaskan penyebab peningkatan pengangguran.
"Penyebabnya peningkatan pengangguran, apakah karena penduduk masuk usia kerja tapi tidak tersedia lapangan pekerjaan. Ataukah penduduk sudah punya pekerjaan, tapi jadi korban PHK. Ini tidak dijelaskan dalam LKPJ Bupati 2021 dan akan saya klarifikasi," katanya.
Advertisement