#2019KoenTetepDulurku, Buat Apa Disharmoni
Apa saja bisa jadi gara-gara. Untuk menjauhkan paseduluran. Meretakkan bangunan perkawanan, persahabatan, yang sudah dijalin sangat lama.
Gara-gara yang paling gawat adalah besok ini. Coblosan umum 17 April 2019. Pilihan yang berbeda, pandangan politik yang berbeda, membuat semua bisa jadi jungkir balik. Paseduluran bisa berantakan. Ajur.
Merasa sayang dengan upaya paseduluran yang dijalin lama itu, karena persoalan coblosan 5 tahun sekali dan bisa membuat rusak suasana, sebuah temu kangen alumni Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya Angkatan 1983, di Hotel Luminor Surabaya, patut dicontoh. Sambil kangen-kangenan, mencandai cerita masa lampau, mereka melempar hastag yang bikin adem: #2019KoenTetepDulurku.
Dr. Thinni Nurul R., alumni FE '83 yang hadir dalam acara itu, mengatakan, temu kangen ini sudah digagas lama. Bahkan ini adalah temu kangen yang ke sekian kalinya. Tak ada muatan lain dalam temu kangen ini selain mengedepankan paseduluran selamanya. Paseduluran selawase.
"Kita rata-rata sudah setengah baya begini. Cukup paham dengan pilihan politik. Dan masing-masing pasti punya pilihan politik. Bisa sama, bisa berseberangan. Begini bisa menimbulkan kerawanan paseduluran, maka #2019 Koen Tetep Dulurku adalah ajakan yang bijak. Terserah pilihan politiknya apa, tapi seduluran mengikat semuanya," kata Dr. Thinni yang kini Wakil Dekan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair.
Senada dengan Thinni Nurul, Mas Sonny, penggagas acara Temu Alumni ini FE Angkatan '83 ini, menegaskan, seduluran sak lawase inilah yang paling penting. Bahasa Suroboyoannya adalah #2019koentetepkoncoku.
"Perekat semua ini adalah adalah hati. Lalu dipadu dengan kopi. Maka sembari seduluran sak lawase mari kita ngopi sak mblengere," canda Sonny.
Menurut Sonny siapa pun Alumni FE '83 bisa hadir di acara ini. Tanpa harus rikuh, sungkan, gak enak, dan seterusnya. "Makan-makan saja, nyanyi bareng, melepas ketegangan dari segala aktivitas, lalu ngopi bareng pula. Tuh kopinya banyak, tinggal pilih. Jadi tak perlu disharmoni terkait apa pilihan kita besok pagi kan." (idi)
Advertisement