Tahun 2019, BI Perkuat Bauran Kebijakan dan Sinergi
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng, mengatakan bauran kebijakan Bank Indonesia yang telah ditempuh pada 2018 akan semakin diperkuat pada 2019 ini. Hal itu dilakukan untuk menghadapi tantangan ke depan.
"Kebijakan moneter akan tetap difokuskan pada stabilitas, khususnya pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya," katanya dalam sambutan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang di Harris Hotel & Convention, Malang, Senin 14 Januari 2019.
Sementara itu, kebijakan yang akomodatif akan terus ditempuh di bidang makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi keuangan syariah untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sugeng menambahkan, sinergi adalah kunci untuk memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, OJK, dan dengan mitra kerja lainnya juga akan semakin diperkuat.
Sinergi kebijakan tersebut antara lain dalam hal pengendalian inflasi, perbaikan struktur perekonomian, stabilitas sistem keuangan, pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi dan keuangan digital.
"Oleh karena itu, kami berpesan kepada pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang untuk senantiasa memperkuat sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan seluruh mitra strategis lain dalam pelaksanaan tugasnya," pintanya.
Penguatan sinergi dan koordinasi dalam pengendalian inflasi melalui TPID agar difokuskan pada aspek 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan koordinasi efektif.
Sedangkan penguatan sinergi dan koordinasi untuk perbaikan struktur perekonomian dilakukan melalui Rakorpusda maupun koordinasi bentuk lain yang difokuskan pada perbaikan defisit transaksi berjalan, pembiayaan investasi, dan pengembangan ekonomi & keuangan digital.
"Selain itu, pemberdayaan sektor riil dan keuangan inklusif perlu dilanjutkan dengan penekanan pada klaster pangan dan pengembangan UMKM serta perluasan akses keuangan bagi masyarakat," terangnya.
Pengembangan klaster pangan yang dilakukan selama ini merupakan bagian dari kebijakan Bank Indonesia dalam menjalankan mandat pengendalian inflasi.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah perlunya meningkatkan peran di dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah, antara lain melalui penguatan halal value chain lewat pemberdayaan ekonomi pesantren yang diintegrasikan dengan pengembangan UMKM di Bank Indonesia.
Sementara itu, di sisi internal, Dewan Gubernur Bank Indonesia tengah berkomitmen tinggi untuk mengakselerasi penguatan SDM Bank Indonesia yang profesional, berkompetensi tinggi, berkepribadian luhur, dan kepemimpinan yang kuat. Penguatan kompetensi SDM akan diakselerasi baik melalui program pelatihan wajib maupun program pendidikan jangka panjang.
"Program BI-Religi sebagai program budaya kerja akan diakselerasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin Bank Indonesia yang tidak saja berkompetensi tinggi dan profesional, tetapi juga berakhlak mulia," pungkasnya.