2000 Rumah di Australia Terbakar, Kerugian Capai Rp7 Triliun
Kebakaran hutan terhebat terjadi di Australia. Di sejumlah lokasi menjadi perhatian serius. Setidaknya, sebanyak 2000 rumah warga Australia pun dilalap api, hingga mencapai kerugian Rp7 Triliun.
Komisioner Penanganan Keadaan Darurat, Australia, Andrew Crisp mengatakan sekitar 780 ribu hektar lahan sudah terbakar dan masih terbakar, termasuk sekitar 100 ribu hektar di dekat Corryong.
Petugas kebakaran sekarang sedang menangani 50 kebakaran yang banyak terjadi di kawasan East Gippsland dan sekitarnya.
Menurut Daniel, dengan memberlakukan keadaan darurat, pemerintah ingin menyampaikan pesan yang jelas kepada warga untuk mengungsi karena keadaan yang akan memburuk dalam beberapa hari mendatang.
"Keadaan darurat ini baru pertama kali diberlakukan, karena ada kemungkinan kerusakan karena kebakaran terhadap manusia dan properti yang sangat besar dalam beberapa hari mendatang," katanya, dikutip ngopibareng.id, Rabu 8 Januari 2020 dari situs abc.net.au.
Sementara itu, kondisi cuaca yang lebih sejuk dalam beberapa hari terakhir memberikan kesempatan kepada petugas pemadam kebakaran di Australia untuk istirahat, sebelum cuaca buruk akan kembali pada hari Jumat 10 Januari 2020.
Hari Jumat suhu diperkirkaan akan mencapai 30 derajat Celcius lebih di garis pantai dan lebih dari 40 derajat C di pedalaman.
Nilai kerusakan kebakaran sejak September diperkirakan sekitar Rp 7 triliun. Hujan yang turun belum cukup untuk memadamkan api yang ada.
Sejauh ini Dinas Pemadam Kebakaran di negara bagian New South Wales, yakni RFS, mengatakan sudah ada 1.588 rumah di negara bagian tersebut yang hancur. Sebanyak 653 diantaranya mengalami kerusakan.
Di negara bagian Victoria, Menteri Utama Daniel Andrews mengatakan sedikitnya 200 rumah musnah terbakar sejauh ini.
Angka ini diperkirakan akan meningkat, setelah berwenang selesai melakukan pengecekan secara menyeluruh.
Dewan Asuransi Australia (ICA) memperkirakan kerusakan akibat kebakaran semak sejak bulan September hingga saat ini telah mencapai AU$ 700 juta, atau kurang dari Rp 7 triliun.
Sudah ada 8.985 pengajuan klaim asuransi dan angkanya diperkirakan akan meniingkat secara signifikan.
Hari Senin malam, hujan turun di sebagian New South Wales dan RFS menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat usaha mereka menanggulangi api.
Tapi diperkirakan suhu udara akan kembali meningkat, bahkan kembali mecapai 40 derajat di akhir pekan mendatang.
Peramal cuaca dari Biro Meteorologi (BOM), Dean Sgarbossa, mengatakan suhu dingin hanya akan bertahan sampai hari Jumat, sebelum kemudian memanas lagi dimulai dari Australia Selatan, bergerak ke Victoria dan New South Wales.
Suhu diperkirakan akan di atas 30 derajat Celcius di kawasan garis pantai, sementara di daerah pedalaman bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celcius, seperti di kawasan seperti Griffith, Hay dan Broken Hill.
Dan mengatakan kondisi akan mirip dengan yang terjadi hari Sabtu pekan lalu.
Di Victoria, hujan yang turun selama dua hari terakhir memperlambat gerak api yang masih membakar di beberapa tempat dan sejauh ini sudah menghanguskan 1,2 juta hektar lahan.
Suhu udara hari Sabtu lalu mencapai rekor baru 48.9 derajat Celcius yang tercatat di Penrith, dekat kota Sydney, yang menjadikannya terpanas di kawasan New South Wales sejak tahun 1939.
Menurut Dan suhu udara di Australia selama beberapa bulan terakhir memang 'kering dan pans', hal yang tidak biasa, menyebabkan kebakaran.
"Kami sekarang mulai melihat penumpukkan uap air di bagian Barat Daya Australia Barat dan nantinya bisa menyebabkan hujan dan pembentukan awan dalam bulan mendatang," katanya.
Advertisement