200 Rumah Kehilangan Sambungan Listrik, Ini Fakta Gempa Jepang
Sejumlah operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) melakukan pengecekan fasilitas usai gempa dengan Magnitudo 7.2 mengguncang sekitar Prefektur Miyagi, Jepang. Kementerian Perdagangan dan Industri menyampaikan 200 rumah kehilangan sambungan listrik akibat gempa.
Wilayah yang terdampak gempa kali ini merupakan daerah-daerah yang pernah hancur akibat kebocoran reaktor PLTN Fukushima Dai-ichi pasca-gempa pada 2011. Demikian dikutip Reuters, Sabtu 20 Maret 2021.
Tak Ada Kerusakan Bangunan
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencabut peringatan tsunami pasca- gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7.2 yang melanda wilayah timur laut Jepang.
Dikutip Reuters, berdasarkan siaran televisi NHK, peringatan tsunami itu dicabut sekitar 1 jam kemudian. Tidak ada laporan langsung tentang kematian atau cedera.
"Guncangannya sangat parah dan lama. Bahkan lebih lama dari gempa bulan lalu, tapi setidaknya bangunan di sini baik-baik saja," kata Shizue Onodera, warga Ishinomaki, kepada NHK.
Diketahui, intensitas seismik 4 sampai ke Chiba dan Saitama serta sebagian Tokyo bagian utara dengan lama getaran sekitar 30 detik sore ini.
Tsunami bergerak cukup tinggi di daerah pesisir Prefektur Miyagi terutama Minami Sanriku, Kisennuma, dan Ishinomaki.
Berpotensi Tsunami
Sementara, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia di Prefektur Miyagi dan beberapa wilayah yang juga merasakan gempa.
"KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. Sampai saat ini KBRI masih mengumpulkan informasi baik melalui liputan awal media Jepang maupun informasi dari masyarakat," ujar Heri Akmadi, Sabtu 20 Maret 2021.
Lebih lanjut Heri Akhmadi mengimbau, kepada WNI yang bermukim di Jepang khususnya di Prefektur Miyagi agar segera melapor kepada KBRI
Tokyo melalui layanan telepon hotline jika dalam keadaan darurat terkait gempa.
"Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat," lanjut Heri Akhmadi.
KBRI Tokyo hingga kini belum mendapat informasi seputar adanya korban jiwa dari WNI dan kerugian materiil terkait gempa. Jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi ada 984 orang.