200 Ribu Pengungsi Rohingya Kehilangan Tempat Tinggal, Ini Fakta
Hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir bandang di kamp-kamp pengungsi menggusur ribuan Muslim Rohingya di Bangladesh tenggara minggu ini. Dengan curah hujan diperkirakan akan turun lebih tinggi.
Demikian diungkap pejabat PBB dan lainnya di distrik Cox's Bazar, pada hari Jumat 30 Juli 2021. Sedikitnya enam warga Rohingya, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam tanah longsor dan banjir.
"Sementara 15 warga Bangladesh tewas dan lebih dari 200.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Cox's Bazar," kata Mamunur Rashid, administrator distrik.
Hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di distrik perbatasan Cox's Bazar, pemukiman pengungsi terbesar di dunia, setelah melarikan diri dari tindakan keras militer di negara tetangga Myanmar pada 2017.
Para pengungsi kebanyakan tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari bambu dan lembaran plastik yang menempel di bukit-bukit terjal dan gundul. Tayangan TV menunjukkan rumah-rumah yang terendam banjir dan air berlumpur mengalir menuruni tangga dan lereng bukit. Anak-anak bermain di air setinggi dada.
"Ini seperti mimpi buruk," kata pengungsi Rohingya Rokeya Begum.
Lagi-lagi Mengungsi
"Saya belum pernah melihat banjir seperti itu di kamp-kamp dalam empat tahun. Ketika air datang, tidak ada seorang pun keluarga saya di rumah untuk membantu. Saya sendirian tetapi saya bisa membawa barang-barang saya ke tempat yang lebih aman. Sekarang saya tinggal dengan keluarga lain," katanya, dikutip dari Reuters, Sabtu 31 Juli 2021.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 21.000 pengungsi telah "terdampak" banjir, sementara hampir 4.000 tempat penampungan rusak atau hancur.
Ribuan Fasilitas Rusak Berat
Dikatakan lebih dari 13.000 orang terpaksa pindah di kamp-kamp, ​​sementara ribuan fasilitas rusak, termasuk klinik kesehatan dan toilet. Akses terhambat karena rusaknya jalan, jalur dan jembatan. Dan kemungkinan besar banjir akan semakin parah.
"Hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama beberapa hari ke depan, dan dengan demikian, tantangan kemungkinan akan meningkat," kata Manuel Marques Pereira, Wakil Kepala Misi di Bangladesh untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB.
Belum Pulih dari Kebakaran
Pengungsi, kebanyakan dari mereka masih belum pulih dari kebakaran besar yang mengoyak kamp pada Maret, mengatakan tanah longsor dan banjir membuat rumah "benar-benar tertutup lumpur".
"Entah bagaimana anggota keluarga saya bisa mengungsi," kata Abu Siddique, yang tinggal di kamp pengungsi Balukhali.
"Lumpur yang turun dari bukit masuk ke rumah saya. Semua barang-barang kami di dalamnya tertutup lumpur."