200 Diplomat Rusia Diusir dari Eropa, Sebulan Perang Ukraina
Eropa mengambil sikap mengusir para diplomat Rusia dari negara-negaranya. Sikap negara-negara Eropa itu, terjadi menyusul fakta kekejaman Rusia di Bucha, Ukraina. Italia, Spanyol dan Slovenia menyusul negara-negara Eropa lainnya mengusir diplomat Rusia dari tanah mereka, sebagai tanggapan atas kekejaman di kota Bucha.
Mereka mengikuti negara-negara seperti Jerman, Italia, Denmark, dan Prancis, sehingga jumlah total staf kedutaan dan konsulat Rusia yang diusir menjadi hampir 200 orang.
Negara-negara Eropa mengatakan pengusiran itu berkaitan dengan dugaan mata-mata atau “alasan keamanan nasional.”
Rusia telah menolak tuduhan bahwa pasukannya bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Bucha, dengan mengatakan foto-foto itu palsu atau kematian terjadi setelah mereka meninggalkan daerah itu.
Langkah Picik Eropa
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa pengusiran massal diplomatnya merupakan “langkah picik.”
“Mempersempit peluang untuk komunikasi diplomatik dalam lingkungan krisis yang sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya merupakan langkah picik yang akan semakin memperumit komunikasi kita, yang diperlukan untuk menemukan solusi,” kata Peskov dikutip dw.com.
Sementara itu Estonia telah memutuskan untuk menutup konsulat jenderal Federasi Rusia di Narva dan kantor konsuler Kedutaan Besar Rusia di Tartu.
Negara Baltik itu juga mengatakan akan mengusir dan mendeklarasikan sebagai persona non grata 14 staf Rusia, termasuk tujuh pegawai dengan status diplomatik. Mereka harus meninggalkan Estonia paling lambat 30 April, kata Wakil Menteri Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri Estonia Märt Volmer.
Latvia juga telah memutuskan untuk menutup dua konsulat Rusia dan mengeluarkan staf mereka.
“Dengan mempertimbangkan kekejaman yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia di Ukraina, Latvia telah memutuskan untuk menutup Konsulat Jenderal Rusia di Daugavpils dan Liepaja dan mengusir 13 diplomat dan karyawan Rusia,” tulis Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkēvis di Twitter.
Lithuania telah mengusir duta besar Rusia pada 4 April atas apa yang disebutnya “pembantaian mengerikan” di Bucha dan kekejaman di kota-kota Ukraina lainnya. Negara Baltik itu juga telah menarik utusannya di Moskow dan menutup konsulat Rusia di Klaipeda. Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, dan lainnya yang lebih jauh ke barat di Eropa telah mengambil langkah serupa.
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, mengatakan “setidaknya 25” orang yang bekerja di kedutaan Rusia di Madrid akan terpengaruh, karena Spanyol menjadi negara terbaru yang bereaksi terhadap tuduhan kekejaman hak asasi manusia Rusia di Bucha, Ukraina.
Albares mengatakan orang-orang yang terkena dampak termasuk diplomat dan personel lainnya dan bahwa keputusan itu merupakan tanggapan langsung terhadap “insiden mengerikan di Ukraina.”
Dia juga mengatakan orang-orang yang dimaksud mewakili “ancaman bagi kepentingan keamanan” Spanyol.
Advertisement