20 Ribu Orang Miskin Terdampak Erupsi Semeru, Ini Faktanya
Jumlah fakir miskin yang terdampak erupsi Gunung Semeru di 8 Desa, Kabupaten Lumajang mencapai lebih dari 20.953 orang. Demikian diungkap Pusat Kajian (Puskas) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Angka tersebut didapatkan dari Basis Data Terpadu BAZNAS RI (BDTMB) sebelum terjadi bencana. Adapun angka kemiskinan tersebut diperkirakan akan bertambah pasca-erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember lalu.
“Data ini kami dapatkan sebelum terjadi erupsi Gunung Semeru. Diprediksi, setelah adanya bencana ini, jumlah fakir miskin akan semakin bertambah. Ini menjadi tugas lembaga zakat dalam melayani mereka,” ujar Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA dalam keterangannya, Rabu 8 Desember 2021.
Fakir Miskin Tersebar
Prof Noor menyampaikan, 20.953 fakir miskin ini tersebar di 8 desa terdampak erupsi Gunung Semeru di antaranya Desa Sumber Wulu, Sumber Mujur, Penanggal, Candipuro, Sumber Rejo, Kecamatan Candipuro.
“Sedangkan pada Kecamatan Pronojiwo ada tiga yaitu Desa Supiturang, Sumber Urip dan Oro Oro Ombo,” jelasnya.
Dalam hal ini, Prof Noor mengatakan, BAZNAS akan terus melakukan upaya terbaik dalam membantu mereka yang terdampak erupsi. BAZNAS juga telah menurunkan tim dari BAZNAS tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat BAZNAS (RSB).
Sementara itu, Direktur Puskas BAZNAS Muhammad Hasbi Zaenal, Ph.D. menyampaikan pentingnya pemulihan pasca bencana, dan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
“Warga yang terdampak tersebut banyak rumahnya yang rusak, kendaraan hilang, fasilitas umum tidak berfungsi, dan para UMKM juga terkena dampaknya,” ujarnya.
Akibat bencana erupsi Semeru, Hasbi memperkirakan kerugian mencapai ratusan milyar, karena banyaknya sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan. Seperti Gedung Umum (GU), Jembatan (JBT), Jaringan Listrik (JLIS), Mata Air Bersih (MAB), Mandi Cuci Kakus (MCK), Perdagangan Umum (PU), Jalan Lingkungan (JL),, Lapangan (LAP) dan Talud Permanen (TLP).
“Dengan menggunakan metode Damage and Loss Assessment (DaLA), kami menghitung kerugian mustahik akibat bencana erupsi ini total mencapai Rp310 miliar,” ungkap Hasbi.
Bantuan Makanan dan Kesehatan
Lebih lanjut Hasbi menyampaikan, selain membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan, warga yang terdampak saat ini juga membutuhkan hunian sementara (huntara) dan bantuan sanitasi air bersih.
“Hal ini tentu memerlukan dukungan dari lembaga-lembaga zakat untuk membantu pemulihan pascaerupsi Gunung Semeru.”
Sebelumnya, BAZNAS juga telah menurunkan 14 personel yang terdiri dari BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), dokter, perawat, farmasis dan relawan untuk membangun pos kesehatan dan pengobatan mobile bagi warga korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu 5 Desember 2021.
BAZNAS akan terus mendampingi para korban terdampak erupsi, dalam proses evakuasi hingga pemulihan bencana. Hingga kini BAZNAS terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD setempat, dan seluruh stakeholder terkait untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para korban.