20 Orang Meninggal Akibat Hujan Badai di Dubai, Penjelasan Pakar
Dubai di Uni Emirat Arab dilanda hujan badai Senin hingga Selasa, 15 dan 16 April 2024. Banjir masih dirasakan pada Rabu 17 April 2024. Sedikitnya 20 orang dilaporkan meninggal akibat hujan badai terparah selama 75 tahun terakhir. Pakar menjelaskan penyebab hujan badai yang tidak biasa itu.
Hujan Badai di Dubai
Hujan lebat disertai petir dan angin kencang dialami Kota Al Ain di Dubai, di Uni Emirat Arab, Rabu 17 April 2024. Akibatnya jalan raya berubah menjadi sungai menyebabkan banyak kendaraan terjebak dan terendam air.
Bandara di Dubai pun berhenti beroperasi akibat landasannya berubah menjadi danau. Sedikitnya 20 orang dilaporkan meninggal akibat hujan badai di Dubai, dikutip dari The Guardian.
Penyebab Hujan Badai di Dubai
Dosen senior perubahan iklim di Imperial College London, Friederike Otto kepada Reuters menyebut jika hujan menjadi semakin lebat di seluruh dunia sebagai akibat dari suhu bumi yang semaking hangat dan atmosfer semakin banyak menyerap kelembaban.
Hal serupa juga disampaikan oleh Daniel Swain, pakar iklim. Sedangkan, klimatolog di Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Dubai Esraa Alnaqbi menyebut jika hujan badai adalah fenomena hujan tahunan yang diperparah dengan perubahan cuaca.
Tekanan udara di atmosfer bagian atas, ditambah dengan tekanan rendah di permukaan, menyebabkan adanya penekanan di udara. Kondisi yang diperparah dengan suhu kontras di daratan dan di udara, menyebabkan munculnya badai yang kuat, katanya kepada Reuters.
Pendapatnya juga diperkuat oleh pakar iklim, yang menyebut meningkatnya suhu global akibat perubahan iklim yang dipicu aktivitas manusia. Kondisi ini menyebabkan munculnya cuaca ekstrem di dunia.
Dim Coumou, profesor di Vroije Unversiteit Amsterdam, menyebut jika hujan badai adalah fenomena cuaca normal yang diperburuk oleh perubahan iklim. "Hujan badai di UEA, semakin dahsyat karena suhu yang meningkat. Ini karena adanya konveksi, yang semakin menguat karena dunia yang menghangat," katanya dikutip dari the Guardian.
Advertisement