20 Anggota Pemuda Pancasila Ditangkap, Keroyok Perwira Polisi
POLDA Metro Jaya menetapkan lima belas oknum organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (PP) jadi tersangka. Hal itu menyusul penyerangan kepada petugas kepolisian saat demo di gedung DPR RI, Jakarta.
Korban AKBP Darmawan Karosekali dari Anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro dipukul oleh oknum PP hingga mengalami luka cukup serius di kepala.
"Sembilan orang ini akan kami tahan dan ditetapkan sebagai tersangka karena membawa senjata tajam ini tentunya tidak diperkenankan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan, dalam keterangan pers Kamis 25 November 2021 malam .
Zulpan menyebut korban mengalami luka-luka yang cukup serius di bagian kepala bagian belakang akibat penyerangan yang dilakukan oleh anggota PP.
Akibat penganiyaan yang dilakukan oknum, perwira polisi itu mengalami luka robek pada bagian kepala belakangnya dan pendarahan yang cukup besar serta harus mendapat beberapa jahitan.
Zulpan menegaskan, "Tentunya ini suatu hal yang sangat kami sayangkan demo yang tidak beradab seperti ini. Tentunya tidak dibenarkan".
Oleh sebab itu, kata Zulpan, pihaknya akan melakukan proses hukum terhadap oknum yang melakukan penyerangan.
Oknum PP dan Senjata Tajam
Saat kejadian polisi telah mengamankan 20 orang yang mana dari 20 ini terdapar 9 orang ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Kesembilan oknum ini ketahuan membawa senjata tajam.
"Tentunya tidak dibenarkan demo dalam rangka menyampaikan aspirasi atau pendapat membawa senjata tajam," tegasnya. "Akan kami proses juga, terhadap mereka akan kami gunakan undang-undang darurat ada proses hukumnya yang dijalani oleh mereka," uja Zulpan.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Hengky Haryadi menyesalkan atas kejadian ini. Dari atas mobil Komando, Hengky meluapkan amarahnya. Ia kecewa lantaran anak buahnya menjadi korban pengeroyokan.
"Perwira kami, AKBP dikeroyok luka-luka, apakah itu tujuan rekan-rekan datang kemari? Melawan kami mengeroyok kami yang mengamankan rekan rekan," kata Hengky dengan lantang.
Ultimatum Tak Digubris
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengky Haryadi sebelumnya mengultimatum ormas Pemuda Pancasila (PP) DPR agar segera menyerahkan para pelaku pengeroyokan salah satu aparat yang mengamankan aksi di depan gedung DPR, Kamis 25 November 2021.
"Saya bersahabat dengan ketua PP Jakpus, tapi justru anggota kami dianiaya oleh rekan-rekan sendiri. Saya minta diserahkan atau kami kejar," kata Hengky di hadapan para peserta aksi.
Hengky tampak meluapkan amarahnya saat berpidato dari atas mobil komando. Ia tak mengira aparat yang mengamankan aksi justru menjadi korban pengeroyokan.
Dia pun meminta koordinator aksi untuk bertanggung jawab. Hengky meminta agar koordinator aksi menyerahkan para pelaku.
"Apakah ini tujuan kalian datang kemari? Anggota kami luka luka, apakah kami tadi keras sama anda? Atau menghalangi kegiatan saudara," ucap dia.
"Saya minta pimpinan aksi ini bertanggung jawab. Perwira menengah dikeroyok padahal beliau mengamankan kegiatan ini," kata dia.
Diketahui, aparat kepolisian yang menjadi korban pengeroyokan tersebut yakni Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Dermawan Karosekali.
"Polda Metro Jaya akan memberikan tindakan tegas dan akan meminta pertanggungjawabannya. Dan juga pelaku-pelaku yang menyerang kepolisian itu akan kata proses hukum," kata dia.
Tuntut Permintaan Maaf
Aksi unjuk rasa PP di depan kompleks parlemen semula digelar untuk menuntut permintaan maaf dari politikus PDIP Junimart Girsang. Wakil Ketua Komisi II DPR itu dianggap telah melukai PP yang disebut sebagai ormas yang kerap terlibat bentrok dan minta dibubarkan.
Indonesia ‐‐ Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran ikut terjun membubarkan massa Pemuda Pancasila (PP) yang menggelar aksi unjuk rasa di depan kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/11) petang.
Fadil ikut turun ke jalan bersama puluhan aparat saat massa dibubarkan. Pembubaran dipicu karena salah satu aparat berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dari Ditlantas Polda Metro Jaya menjadi korban pengeroyokan massa aksi.
Aksi pembubaran bermula saat massa aksi tengah beristirahat sekitar pukul 16.00 WIB atau lebih dari tiga jam sejak aksi dimulai. Tak lama, puluhan aparat kemudian memasuki barisan massa, disusul Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Hengky Haryadi yang menaiki mobil komando milik Pemuda Pancasila.
Dari atas mobil Komando, Hengky kemudian meluapkan amarahnya. Ia kecewa lantaran anak buahnya menjadi korban pengeroyokan.
"Perwira kami, AKBP dikeroyok luka-luka, apakah itu tujuan rekan-rekan datang kemari? Melawan kami mengeroyok kami yang mengamankan rekan rekan," kata dia di atas mobil komando.
Fadil ikut turun ke jalan bersama puluhan aparat saat massa dibubarkan. Pembubaran dipicu karena salah satu aparat berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Darmawan Karosekali dari Ditlantas Polda Metro Jaya menjadi korban pengeroyokan massa aksi.
Kelapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran ikut turun ke jalan bersama puluhan aparat untuk mengendalikan situasi supaya tetap kondusif.