20 Amal Istimewa Hari Idul Fitri, Tetap Jaga Shalat 5 Waktu
Menjelang Hari Raya Idul Fitri terdapat sejumlah amalan sunnah yang Istimewa untuk dilakukan. Berikut tahapan khusus sebagai adab menyambut Idul Fitri.
1. Diwajibkan bagi kaum Muslimin untuk berzakat fitri apabila telah terbenam matahari di hari terakhir Ramadan sampai sebelum shalat Idul Fitri.
Mengeluarkan zakat fitrah sebelum menuju lapangan shalat Ied adalah waktu utama mengeluarkan zakat fitrah.
2. Memperbanyak takbir.
Beberapa Ketentuan dalam Bertakbir:
• Waktu mulai bertakbir adalah sejak terbenam matahari di akhir Ramadhan sampai selesai khutbah Idul Fithri.
• Takbir hari raya Idul Adha ada dua bentuk, yaitu muthlaq dan muqoyyad, adapun takbir Idul Fithri hanya muthlaq saja.
Muthlaq artinya umum tanpa terkait waktu, hendaklah memperbanyak takbir kapan dan di mana saja, kecuali di tempat-tempat yang terlarang melafazkan dzikir, yaitu di WC dan yang semisalnya.
Takbir muthlaq Idul Adha dimulai sejak awal Zulhijjah sampai akhir hari Tasyriq, adapun Idul Fithri dimulai sejak terbenam matahari di akhir Ramadan sampai selesai khutbah Idul Fitri.
Muqoyyad artinya terkait dengan shalat lima waktu, yaitu bertakbir setiap selesai shalat lima waktu, dimulai sejak ba’da Subuh hari Arafah sampai ba’da Ashar di akhir hari Tasyriq. Adapun takbir Idul Fitri tidak disyari’atkan takbir muqoyyad setiap selesai shalat lima waktu.
Disunnahkan mengeraskan takbir bagi laki-laki dan dipelankan bagi wanita, dan disunnahkan bertakbir di perjalanan ketika menuju shalat ‘Id.
Adapun kalimat-kalimat takbir maka terdapat beberapa atsar dari sahabat, di antaranya:
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.
Ini juga yang teriwayatkan dari Umar dan Ali Radhiallahu ‘anhuma.
Dalam salah satu riwayat dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلله ِالْحَمْدُ.
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا
Dari Salman Radhiyallahu anhu:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيراً.
3. Disunnahkan Mandi Sebelum Berangkat Shalat.
4. Memakai pakaian terbaik dan minyak wangi.
Untuk wanita dilarang memakai wewangian dan hanya boleh dipakai untuk suaminya.
5. Menyantap Makanan Sebelum Berangkat shalat Idul Fitri.
Adapun pada hari raya Idul Adha disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan shalat.
Disunnahkan makan kurma dalam jumlah ganjil minimal 3 butir, sebelum keluar menuju shalat Idul Fitri.
6. Pergi menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat Id.
Lebih utama melaksanakan shalat Ied di tanah lapang ketimbang di masjid. Karena Rasulullah tidak pernah melaksnakan shalat Ied di dalam masjid kecuali saat hujan. Dibolehkan untuk melakukannya di masjid bila tidak menemukan tanah lapang.
7. Bagi kaum wanita untuk keluar menuju shalat dan khutbah Ied dengan tanpa tabarruj (menampakan kecantikan) dan tanpa mengenakan wewangian.
8. Dianjurkan juga bagi anak-anak untuk ikut keluar menuju tempat shalat dan khutbah ‘Ied.
9. Melaksanakan Shalat Id
10. Mendengarkan khutbah
11. Mengambil jalan lain ketika berangkat dan pulang.
Di antara hikmahnya adalah untuk menampakkan syiar Islam di hari raya.
12. Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat.
13. Tidak disunnahkan shalat sunnah apa pun sebelum dan sesudah shalat ‘Id, kecuali apabila shalat ‘Id dilaksanakan di masjid, maka disunnahkan shalat tahiyyatul masjid apabila shalat ‘Ied belum dimulai.
14. Bagi yang tertinggal shalat ‘Id bersama jama’ah, maka hendaknya dia mengqadha’ (mengganti)nya, dengan tata cara yang sama sebanyak dua rakaat.
15. Mengucapkan selamat hari raya:
"Taqabbalallahu minna wa minka”/"Taqabbalallahu minna wa minkum".
16. Menjawab ucapan selamat Idul Fitri, dengan ucapan yang sama:
"Taqabbalallahu minna wa minka”/"Taqabbalallahu minna wa minkum".
Ucapan selamat di hari Idul Fithri itu bebas selama maknanya tidak salah. Contoh ucapannya:
• Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amalan kami dan kalian. (ada riwayat dari Jubair bin Nufair)
• ‘Ied mubarak, semoga menjadi ‘ied yang penuh berkah.
• Minal ‘aidin wal faizin, semoga kembali dan meraih kemenangan.
• Kullu ‘aamin wa antum bi khair, moga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan.
Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fithri 1444 H.
17. Bersenang-senang dan bergembira dengan mengadakan pesta atau permainan yang halal/mubah di hari raya dan diizinkan bagi anak kecil perempuan yang belum baligh untuk menyanyi dengan menggunakan satu-satunya alat musik yang dibolehkan dalam syari’at, yaitu rebana.
18. Menjauhkan diri dari bermain petasan atau kembang api atau hal sia-sia yang lainnya.
19 Hindari ikhtilat (bercampur baur) dengan perempuan yang bukan mahram. Karena hal tersebut termasuk hal yang diharamkan secara syar'i berdasarkan sabdanya:
لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
"Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya". [HR. Ar-Ruyany dalam Musnadnya no.1282, Ath-Thabrany 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqy dalam Syu’abul Iman no. 4544)
20. Tetap menjaga shalat lima waktu.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan ampunan kepada kita, memberikan kemudahan untuk senantiasa beramal shalih dan mempertemukan kita dengan Ramadan tahun berikutnya. Aamiin.
Mari kita raih kebaikan dengan mengamalkan dan ikut menyebarkan faedah ini, "Barang siapa ingin (pahala) amalannya tidak terputus setelah kematiannya, hendaknya ia menyebarkan ilmu (agama).
Demikian semoga bermanfaat.