2 Upaya Tangkal Radikalisme ala Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan upaya menangkal radikalisme, di antaranya dengan langkah preventif dan langkah kuratif.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara kunci dalam webinar ‘Penguatan Keluarga untuk Keluarga Berdaya Menangkal Radikalisme’ yang diselenggarakan Badan Kesbangpol dan TP PKK Jateng, Rabu, 14 April 2021.
Ganjar menyebut langkah preventifnya yaitu dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian, serta menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleran.
Ia menekankan pentingnya siswa untuk aktif pada kegiatan seni dan budaya, salah satunya melalui permainan atau dolanan tradisional.
Kegiatan itu dinilai mampu menangkal radikalisme karena mereka akan mampu mengambil nilai keterbukaan satu sama lain, kepemimpinan, kerja sama, dan nilai penting lainnya.
"Paling bagus sebenarnya (mencegah paham radikal) dengan seni dan budaya. Pelajar bisa menari, main ketoprak, wayang, dolanan. Itu mengakrabkan, berhubungan, terbuka, ada teamwork (kerja sama tim), leadership (kepemimpinan). Gobak sodor, ada (nilai) leadership," ujar Ganjar.
Upaya menangkal radikalisme juga dilakukan secara kuratif, yakni memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme, memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan perdamaian. "Perdamaian, perdamaian, ada lagunya, lho," celetuk Ganjar dengan nada jenaka.
Pentingnya bersikap bijak bermedia sosial juga diingatkan oleh Ganjar. Biasanya, di media sosial bermunculan ujaran yang ‘melenceng’. "Kalau di medsos ada yang serem, kita beri contoh yang baik," sambungnya.
Paham radikal semacam itu, lanjut Ganjar, biasanya bersliweran di media sosial dengan kecenderungan, dilakukan oleh kelompok tertentu atau sekelompok kecil yang merasa paling benar sendiri, sedangkan pihak lain adalah salah.
"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eklusif atau memisahkan diri," ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengajak orang tua untuk lebih memerhatikan lingkungan anaknya. Bahkan, ikut juga mendampingi anak saat mengoperasikan gawai (gadget).
"Orang tua juga mendampingi saat anak memainkan gadget juga. Karena kita tidak tahu, anak kita browsing apa sejak pakai gadget. Supaya, anak-anak bisa memilih yang positif," kata Atikoh.
Menurutnya, orang tua wajib membentengi keluarga dengan mengenalkan ajaran dan sikap yang benar serta menjadikan keluarga menjadi tempat yang nyaman. "Sehingga deteksi dini bisa lebih cepat dilakukan," tuturnya.