2 Tahun Dibiarkan Rusak, Atap Gedung SD Negeri di Mojokerto Ambruk
Atap gedung di SDN Gunungan, Desa Gunungan, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto, ambruk akibat hujan yang terus-menerus mengguyur. Kondisi ini menyebabkan bagian genting dan plafon sekolah tersebut rusak parah.
Pantauan di lokasi, kerusakan terjadi di gedung sisi timur. Gedung ini terdiri dari 4 ruangan, yaitu ruang UKS, kelas 1A, 1B, dan 2A.
Kerusakan paling parah terjadi di ruang kelas 1B dan 2B. Teras ruangannya runtuh total sehingga kerangka teras, plafon, dan genting berserakan di lantai. Sedangkan genting di atas gedung tampak bergelombang.
Sementara itu, teras depan ruang UKS dan 1A jebol-jebol. Namun, atap kedua ruangan tersebut belum sampai ambruk.
Menurut Kepala Sekolah SDN Gunungan, Sokip, ambruknya atap gedung tersebut terjadi pada Senin 30 Desember 2024 sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, tidak ada kegiatan belajar mengajar (KBM) karena para siswa sedang libur semester.
Namun, gedung di sisi timur ini sudah tidak difungsikan sejak 2 tahun lalu karena kondisi atapnya rawan ambruk dan membahayakan bagi siswa.
“Kondisi sebelumnya, genting sudah bergelombang, kuda-kuda (konstruksi) putus, kondisinya mengkhawatirkan,” katanya, Sabtu 4 Januari 2025.
Selama ini, lanjut dia, siswa kelas 1 dan 2 menempati ruang laboratorium serta perpustakaan. Jumlah siswa masing-masing sekitar 30 siswa.
Sokip mengaku sudah tiga kali mengajukan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik untuk memperbaiki gedung sekolah. Namun, permohonan tersebut selalu gagal mendapatkan DAK.
“Namanya mengajukan, bisa turun bisa tidak. (Terkahir kali mengajukan DAK?) tahun 2024. Katanya dapat, tapi ya tidak dapat,” ujarnya.
Kemudian, pada tahun 2019, pihak sekolah kembali melakukan perbaikan mandiri bersama komite dan perangkat desa setempat. Saat itu, perbaikan mandiri menyentuh genting dan tembok.
Namun, perbaikan tersebut tidak bertahan lama. Pada tahun 2022, kerusakan kembali terjadi, terutama pada bagian plafon. Akhirnya, ruang kelas tersebut diungsikan ke ruangan lain dan gedung tersebut tidak difungsikan lagi.
“Ada yang dipindahkan ke ruang laboratorium, ada yang ke perpustakaan. Jadi, aman,” pungkasnya.
Advertisement