2 Super Tucano Jatuh di Pasuruan, Pesawat Dikandangkan di Malang
Seluruh pesawat Super Tucano di Skadron 21 Land Abdulrachman Saleh, masuk kandang. Pesawat tak boleh terbang hingga penyelidikan jatuhnya 2 pesawat Kamis lalu, tuntas.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menyebut, pesawat digrounded sementara. Pesawat bisa terbang lagi jika hasil penyelidikan mendapati kecelakaan tidak terjadi lantaran kendala teknis pada pesawat. "Bila tidak karena (kesalahan) teknis, maka tentu akan diterbangkan lagi,” katanya dikutip dari Antara, Jumat 17 November 2023.
TNI AU sendiri menyebut, kondisi dua pesawat yang jatuh di lereng Bromo, Pasuruan itu, dalam kondisi layak terbang. Kedua pesawat memiliki usia pakai yang relatif muda yakni 11 tahun dan 8 tahun. Berbagai misi operasi dan latihan telah dilaksanakan oleh pesawat tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara.
Diketahui, TNI AU menerima 16 pesawat Super Tucano dari Embraer, Brazil secara bertahap sejak 2012. Semua pesawat tempur ditempatkan di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Empat unit pesawat yang terakhir, tiba di Malang setelah menempuh jarak terbang hingga 70 jam dari Brazil, pada Februari 2016 lalu.
Saat itu, empat pesawat tiba di Malang setelah terbang dari Brasil pada 15 Februari 2016 melewati beberapa negara antara lain Maroko, Malta, Mesir, Uni Emirat Arab, India, Thailand, Malaysia dan Indonesia di Malang. Delapan pilot pesawat asal Brasil membawa pesawat tempur taktis itu langsung dari pabrikan ke Malang.
Dari 16 unit pesawat, kini tiga pesawat tempurnya jatuh di wilayah Jawa Timur. Pesawat dengan lukisan moncong hiu khas Skadron 21, jatuh pertama kali di Malang pada Februari 2016.
Pesawat yang diawaki pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah dan Juru Mesin Udara Sersan Mayor Syaiful Arief Rakhman, saat itu terjatuh ketika melakukan tes flight, di ketinggian di atas 15 ribu kaki, pada Rabu 10 Februari 2023.
Dua Pesawat serupa jatuh pada Kamis, 16 November, ketika melakukan latihan formasi di atas Pasuruan. Empat penerbang gugur dalam kecelakaan itu. Mereka antara lain Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb Sandhra "Chevron" Gunawan, Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh yaitu Kolonel Pnb.Subhan, Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh Kolonel Adm. Widiono Hadiwijaya, dan Mayor Pnb. Yuda A. Seta.
Super Tucano dikenal sebagai pesawat tempur ringan bermesin Turboprop memiliki kemampuan menempuh operasi jarak jauh dengan kemampuan melesat hingga 590 km/jam. Pesawat ini juga menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti yang digunakan jet tempur AS modern lainnya. Seperti F-16 falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle dan F-20 Tigershark.
Advertisement