2 Kali Ramadhan Tak Pulang, Ibrahim Sanjaya Rindu Keluarga
Setelah tersingkir dari babak penyisihan grup Piala Menpora 2021 kemarin, Manajemen Persik Kediri memutuskan untuk meliburkan tim selama 2 minggu.
Tentunya hal ini dimanfaatkan oleh para pemain asal luar daerah untuk pulang kampung berkumpul bersama keluarga. Kapten tim Persik Kediri Andri Ibo misalnya, sejak beberapa hari lalu telah meninggalkan mess Persik untuk balik pulang kampung ke Sentani, Papua.
Kini di mess Persik hanya menyisakan satu pemain, yang memilih untuk tinggal menetap. Ia adalah Ibrahim Sanjaya, gelandang Persik yang turut andil membawa timnya juara Liga 2 2020.
"Nanggung libur cuman 2 minggu, jadi aku putuskan tinggal disini aja. Bermain sama teman-teman," ujarnya kepada ngopibareng.id, Selasa, 13 April 2021.
Ia tidak memungkiri, pada saat bulan suci ramadhan seperti sekarang ini sebenarnya momentum yang pas untuk berkumpul bersama keluarga ayah, ibu dan adiknya di Nusa Tenggara Timur.
"Kalau teringat ya sedih juga sih gak bisa kumpul, ini merupakan tahun kedua di bulan suci Ramadhan tidak bertemu keluarga," katanya.
Dikala tidak bisa pulang kampung pada bulan suci ramadhan, ia selalu kangen suasana berbuka dan makan sahur bersama di rumah. "Kalau di perantauan gini, makan sahur saya beli di luar," katanya.
Untuk mengobati rasa kangen kepada orang tua dan adiknya, Sanjaya mengaku setiap hari rutin menjalin komunikasi melalui whatsapp video call.
Karena libur tidak ada latihan, Sanjaya memanfaatkan waktu luangnya untuk lebih banyak beribadah, bermain PlayStation, serta bermain sepak bola bersama teman sambil ngabuburit menunggu kumandang adzan Maghrib.
"Jaga stamina mas, meski puasa saya rutin ikut bermain sepak bola sama teman-teman. Mainnya sore hari. Tempatnya pindah-pindah sambil ngabuburit," kata mantan pemain Semen Padang ini.
Alasan lainnya yang melatar belakanginya tidak pulang karena sudah pernah tinggal di rumah selama 3 bulan pada saat Liga 1 2020 terhenti.
"Biasanya saya kalau pulang kampung ke NTT selalu pakai pesawat. Perjalanan dari Surabaya-Bali butuh waktu 45 menit. Dari Bali ke Sumba NTT perjalanan 140 menit. Kemudian menempuh perjalanan darat dari Sumba ke rumah 30 menit," katanya.
Ini merupakan tahun ketiga bagi Ibrahim Sanjaya di Persik Kediri. Ibrahim Sanjaya merasa betah karena masyarakat Kediri sangat baik. Apalagi, ia cocok dengan menu makanan khas Kediri terutama nasi pecel. "Rasanya nyaman tinggal di sini, pulang nggak pulang serasa di rumah sendiri," katanya.
Sebelum mengikuti piala Menpora 2021, Ibrahim Sanjaya mengaku banyak mendapatkan tawaran dari sejumlah klub peserta liga 2. Namun, tawaran tersebut terpaksa ditolak, lantaran lebih prioritas di Persik lebih dahulu.
Ibrahim dikenal sebagai salah satu tipe pemain pekerja keras. Bakat bermain bolanya sudah mulai terlihat ketika berusia 14 tahun. Selama menjadi pemain sepak bola, Ibrahim Sanjaya menganggap orang yang paling berjasa dalam kariernya adalah pelatih Timo Scheunemann.
"Ada pelatih aku SSB di Sumba, pernah jadi asisten Coach Timo di Malang. Dia pulang buka SSB, aku ikut. Di sana aku masuk seleksi, dilihat dikirim," katanya.