2 Bulan Nihil Pasien, RSLI Bersiap Antisipasi Omicron dan Nataru
Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya yang sudah dua bulan tanpa pasien kembali bersiaga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta adanya varian Omicron Covid-19.
Radian Jadid, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI menyatakan, semua relawan RSLI tetap siaga menjalankan fungsinya sesuai SK keberadaan rumah sakit dan dan MoU yang akan berakhir pada Desember 2021.
"Selama belum ada putusan baru dari pimpinan tentang keberlangsungan rumah sakit, maka semua tetap berjalan normal seperti biasanya, termasuk menghadapi Nataru dan potensi serangan varian Omicron," kata Jadid.
Guna mengantisipasi varian Omicron, pihaknya berharap dapat memperketat jalan masuk dari kedatangan luar negeri. Baik lewat jalan darat, laut dan udara.
"Upaya 3T, pemeriksaan ketat serta karantina bagi mereka yang masuk dari luar negeri harus benar-benar dijalankan tanpa pengecualian. WHO telah merilis bahwa varian Omicron yang berasal dari Afrika Selatan ini sudah masuk sebagai Varian of Concern (VoC) memiliki daya tular hingga 5 kali lipat dibandingkan covid umumnya, sehingga perlu diwaspadai terkait penularan, perburukan dan kemungkinan mempengaruhi efektivitas vaksin," imbuhnya.
Jadid menambahkan, untuk masyarakat paling aman adalah menjauhi atau tidak berinteraksi dengan orang yang baru datang dari perjalanan luar negeri. Untuk RSLI sendiri apabila nantinya menerima kembali pasien Covid-19, akan lebih antisipatif terutama bagi para personil relawan pendamping. Penggunaan APD serta interaksi dengan para pasien akan menjadi perhatian utama.
"Antisipasi terhadap potensi penyebaran yang kuat, cepat dan luas menjadi perhatian utama kami, sedangkan mengenai tingkat perparahan, selama kurang dari 2 persen jumlah penderita, maka penanganannya masih disesuaikan dengan varian-varian sebelumnya," urainya.
Ia mengimbau, masyarakat agar tidak panik dan tetap siaga. Kemungkinan pasien dari kedatangan luar negeri, baik WNA, PMI maupun WNI akan memiliki potensi dan karakteristik yang mirip dengan pasien sebelumnya yang pernah ditangani RSLI.
Psikologis yang merasa tidak sakit, ingin segera keluar dari RS, cenderung tidak kooperatif dan menolak upaya pengobatan hingga berontak karena merasa di-covidkan serta kendala dalam pemulangan adalah kondisi yang kerap dihadapi dan ditangani oleh relawan pendamping.
Untuk itu Jadid beserta tim PPKPC-RSLI menyatakan telah siap dan sudah melakukan evaluasi dan perencanaan ke depan menghadapi hal tersebut. “Monev dan pengalaman sebelumnya adalah guru terbaik untuk mengantisipasi kondisi terburuk yang mungkin timbul saat merebaknya kembali Covid-19 dengan varian baru sekalipun. Kesiap-siagaan dan peningkatan kapasitas personil adalah sebuah keharusan," tegas Jadid.