19 Ribu Warga Bondowoso sudah Meninggal Dihapus dari Data SIAK
Sebanyak 19 ribu warga Bondowoso secara bertahap dihapus dari data Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK). Penghapusan dilakukan karena 19 ribu warga ini sudah meninggal dunia, namun namanya masih tercatat di kartu keluarga (KK).
"Sembilan belas ribuan warga sudah meninggal dunia, tapi namanya masih tertera di KK itu tersebar di 23 kecamatan di Bondowoso. Mereka bertahap kita hapus dari data SIAK," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Bondowoso, Agung Trihandono, Rabu 2 November 2022.
Dari jumlah tersebut, menurut Agung, sebanyak 9 ribu warga yang meninggal dunia sudah proses penghapusan dari data SIAK. Petugas Dispendukcapil melakukan penghapusan sekaligus pembuatan data SIAK baru dengan jemput bola.
"Kita mengerahkan petugas Dispendukcapil turun ke desa-desa mendata dan membuat berita acara penghapusan warga yang meninggal dunia dari data SIAK," terangnya.
Agung menambahkan, Dispendukcapil akan mengebut penghapusan warga Bondowoso yang meninggal dari data SIAK. Sehingga, 19 ribuan warga Bondowoso yang meninggal terhapus semua dari data SIAK pada akhir 2022.
"Karena, jika penghapusan belum rampung hingga akhir tahun, saat masuk Januari 2023 akan mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat Bondowoso dalam program Universal Health Coverage (UHC) BPJS Kesehatan dan jumlah penerima Bansos dari pemerintah," tambahnya.
Mantan Kepala BKD dan Bakesbangpol Bondowoso itu menerangkan, 19 ribu warga Bondowoso yang meninggal masih tercatat di data SIAK, karena masyarakat enggan melaporkan ke Dispendukcapil. Sehingga, nama warga meninggal masih muncul sebagai jumlah penduduk Kota Tape, julukan Kabupaten Bondowoso.
"Seharusnya, masyarakat melaporkan ke Dispendukcapil ketika ada anggota keluarganya yang meninggal dengan mengurus akte kematian. Sehingga, anggota keluarga yang meninggal dihapus dari KK yang baru," terangnya.