182 Pengungsi Tanah Longsor di Nganjuk Dievakuasi ke SDN Ngetos
Pemerintah Kabupaten Nganjuk mengevakuasi sekitar 182 jiwa warga Dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Para korban longsor ini ddiungsikan ke SDN Ngetos III.
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengatakan warga yang diungsikan ini mayoritas rumahnya tertimpa longsor. Ada yang mengalami rusak parah, ada yang ringan.
"Kita evakuasi mereka karena khawatir terjadi longsor susulan. Kami akan tanggung semua kebutuhan logistik warga korban longsor ini," katanya saat dikonfirmasi di Posko Tanah Longsor Kecamatan Ngetos, Senin, 15 Februari 2021.
Lanjut Novi, pemerintah juga telah menyediakan dapur umum, rumah sakit darurat dari RS Bhayangkara, dan puskesmas yang berada di dekat pengungsian. "Kita akan siapkan semua untuk menanggulangi korban longsor di Selopuro ini," katanya.
Sementara itu, Tim BPBD, SAR, Tagana, TNI/Polri terus melakukan pencarian terhadap korban yang hingga saat ini masih belum ditemukan.
Hingga saat ini masih ada sekitar 16 warga yang belum ditemukan akibat longsor di Dusun Selopuro Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Untuk pencarian korban, BPBD Nganjuk mendapat tambahan alat berat dan personel dari Basarnas.
Kepala Seksi Operasi SAR Basarnas Jawa Timur I Wayan Suyatna mengatakan, sejak dini hari tadi tim SAR sudah berada di lokasi longsor Desa Ngetos.
Proses evakuasi dilakukan dengan tim gabungan berjumlah 300 orang, tetapi tidak bisa semuanya naik ke atas karena terkendala medan yang curam dan sempit.
Wayan menambahkan susahnya medan yang dilalui menyebabkan alat berat tidak bisa masuk. Selain itu, kontur tanah labil serta masih terdapat retakan tanah.
Selain menggunakan alat berat, evakuasi juga dilakukan secara manual. Tim juga mengecek ke beberapa rumah warga yang dicurigai adanya warga yang tertimbun.
Longsor yang terjadi kemarin petang mengakibatkan 8 rumah rusak dan 10 KK terdampak. Saat ini masih ada 16 orang yang diduga tertimbun material longsoran. Longsor ini karena curah hujan tinggi sejak kemarin siang.