180 Orang Dirawat, Ratusan Keluarga Panik Cari Keberadaan Korban
Selain 127 orang tewas, sebanyak 180 orang juga masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit buntut kerusuhan Aremania. Hingga saat ini ratusan keluarga panik dan kebingungan mencari keberadaan dan kondisi anggota keluarganya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, ratusan korban tersebut kini dirawat di sejumlah rumah sakit mulai dari RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan. Tadi beliau (Bupati Malang) melakukan pengecekan langsung oleh kami, dan terkait dengan upaya-upaya penyembuhan pada yang sedang dirawat," katanya, Minggu, 2 Oktober 2022.
Hingga Minggu, 2 Oktober 2022 pagi ratusan keluarga masih kebingungan, mencari kepastian kondisi anggota keluarganya dengan mendatangi RS Wava Husada yang berjarak 5 kilometer dari Stadion Kanjuruhan.
Sementara itu beberapa ambulans masih hilir mudik bersiap mengangkut para korban tewas untuk dikumpulkan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk proses identifikasi. Puluhan orang jenazah berada di RS Wava Husada, 10 di antaranya belum teridentifikasi.
Suparti orang tua korban mengaku tengah mencari keberadaan anaknya Budi asal Ngajum yang tengah menonton. Dirinya mengaku telah berkeliling dua rumah sakit yakni RSUD Kanjuruhan dan RS Wava Husada.
"Sudah dua rumah sakit cari anaknya saya. Belum ketemu ini, ini mau ke RS Hasta, kalau nggak ke RS Gondanglegi," ucap Suparti.
Ia mengaku baru mendengar informasi adanya kerusuhan pada Minggu dini hari sesuai salat subuh. Menurutnya, sang anak yang berusia 20 tahun berangkat ke Stadion Kanjuruhan dengan beberapa temannya dari kawasan Kecamatan Ngajum.
Ghofur, salah seorang keluarga juga menyatakan tengah mencari keponakannya sesuai kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya. Hingga kini ia telah mendatangi tiga rumah sakit yakni RSUD Kanjuruhan, RS Teja Husada, dan RS Wava Husada.
"Belum ada hasil, seluruhnya nggak ada. Ini nyari di Gondanglegi. Semoga bisa ditemukan selamat," ucapnya. Hingga pukul 06.45 WIB pada Minggu pagi terlihat di tiga rumah sakit yakni RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, dan RS Teja Husada didatangi para keluarga korban.
Dikatakan Kapolda Nico, kerusuhan terjadi karena suporter kecewa Arema FC kalah dari Persebaya. Saat itu para penonton turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah.
"Oleh karena itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," katanya.
Nico menyebutkan, saat mencoba dialihkan dengan imbauan dengan cara persuasif, massa kian beringas menyerang dan merusak mobil kepolisian.
"Upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah merusak mobil (polisi) dan akhirnya gas air mata disemprotkan," katanya.