18 WNI Tewas di Tahanan Imigrasi Sabah Malaysia Bak Neraka
Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Depot Tahanan Imigrasi (DTI), Sabah, Malaysia dilaporkan Tim Pencari Fakta (TPF) Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) diperlakukan secara tidak manusiawi. Ada kasus WNI yang diduga dipukuli hingga menyebabkan tewas.
Anggota tim pencari fakta, Abu Mufakhir, mengatakan satu WNI yang tewas di Malaysia bernama Suardi Bin Samsudin. “Dia merupakan tahanan Blok 7 Depot Imigrasi Tawau,” kata Abu dikutip dari laman migranberdaulat.org.
Abu menuturkan Suardi dinyatakan meninggal di rumah sakit pada 7 Januari 2021. Dalam surat tanda terima jenazah, kata dia, tidak ada penjelasan mengenai penyebab kematiannya. Dalam surat itu tertulis pernyataan, "Dengan itu, saya tidak akan menuntut sebarang apa-apa tindakan di kemudian hari".
Menurut Abu, pernyataan itu janggal. Namun, yang lebih janggal lagi adalah Suardi membubuhkan tanda tangan dalam surat tanda terima jenazahnya sendiri. Abu mengatakan barulah pada surat kedua nama penerima jenazah berubah menjadi Jumala bin Sabang. Jumala disebut sebagai kerabat Suardi.
“Padahal bukan, dia salah satu mandor di perkebunan sawit almarhum pernah bekerja,” kata Abu.
Tim pencari fakta kemudian menelusuri penyebab kematian Suardi. Dari hasil wawancara dengan sesama bekas penghuni rumah tahanan, Suardi diketahui mengalami penganiayaan oleh petugas DTI Tawau.
“Almarhum dipukuli ramai-ramai oleh petugas DTI di hadapan tahanan lainnya,” ujar Abu.
Menurut wawancara, Abu mengatakan Suardi sempat melarikan diri dari rutan. Setelah tertangkap, kata dia, petugas diduga memukuli Suardi dengan tangan kosong, batu dan pipa besi ke bagian dada, serta kepala. Setelah dianiaya, kata Abu, Suardi yang bersimbah darah dimasukkan kembali ke sel isolasi dengan tangan tetap terbogol.
TPF KBMB menemukan Suardi bukan satu-satunya korban yang meninggal saat menjadi tahanan di sejumlah DTI di Sabah Malaysia. WNI yang ditangkap karena melanggar aturan imigrasi itu diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tak punya akses ke kesehatan. TPF KBMB menemukan selama 2021 hingga Juni 2022, sebanyak 149 WNI tewas di sejumlah WNI di Sabah, Malaysia.
Untuk mencegah terus terjadinya kasus migran yang meninggal dunia di pusat tahanan, KBMB menilai harus ada perbaikan di pusat tahanan tersebut.
Penuh Sesak, Kotor, dan Tanpa Sinar Matahari
Seluruh pusat tahanan imigrasi di Sabah mengalami persoalan kelebihan kapasitas, kecuali DTI Sandakan. Rata-rata luas blok tahanan 8 x 12 meter, setiap blok dihuni oleh 200-260 orang. Setiap DTI diperkirakan memiliki 10-14 blok di dalamnya.
Seluruh blok tahanan dikabarkan dalam kondisi yang buruk, kotor, bahkan ada yang tidak terkena sinar matahari. Beberapa blok juga sangat bau karena kondisi toilet yang penuh dengan kotoran.
Tidak ada alas tidur yang disediakan. Setiap tahanan harus tidur di lantai yang kasar, terkadang mereka melapisinya dengan kertas kardus sebagai alas. Tahanan tidur dengan kondisi saling berimpitan satu sama lain.