18 Wilayah Jatim Masuk Level 1 PPKM, ini Kata Khofifah
Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, Level 2 dan Level 1 Covid-19 di Jawa dan Bali. Terdapat 18 kabupaten/kota di Jawa Timur yang masuk level 1, dan 16 kabupaten/kota di level 2, dan empat kota/kabupaten di level 3 dan 4.
Kategori level 1 di antaranya, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Bojonegoro.
Sedangkan untuk level 2 sebanyak 16 kabupaten/kota antara lain Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember.
Kemudian yang menerapkan level 3 sebanyak 4 kabupaten/kota. Antara lain Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Bangkalan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun meminta masyarakat untuk tidak abai pada penerapan protokol kesehatan. Serta tentunya juga mempercepat vaksinasi.
"Meski banyak yang masuk dalam kategori PPKM Level 1, kita tetap tidak boleh lengah. Disiplin prokes harus tetap dilakukan," ungkap Khofifah, dikutip dari laman Kominfo Jatim, Rabu 5 Januari 2022.
Selain menerapkan prokes ketat dan mempercepat vaksinasi, Gubernur Khofifah juga mengimbau masyarakat untuk membatasi mobilitasnya. Utamanya, dengan terkonfirmasinya varian Omicron yang ada di Jatim.
Untuk itu, dirinya juga meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap memastikan situasi kondusif. "Penularannya memang tidak bisa dihindari. Sehingga saya minta masyarakat untuk tidak panik dan membatasi mobilitas," katanya.
Secara khusus, Khofifah juga mengharapkan masyarakat bisa menjadi agen-agen persuasif yang bisa mengajak masyarakat sekitarnya untuk segera mendapatkan dosis vaksinnya. "Saya mohon untuk masyarakat yang belum mendapatkan dosis vaksinnya, bisa segera datang ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," tutur Khofifah.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur itu juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan euforia. Untuk tenaga kesehatan yang brrtugas di lapangan, Khofifah juga mengatakan untuk memperkuat pelaksanaan testing, tracing dan treatment (3T).
"Intervensi khusus 3T ini harus di lanjutkan dan harus dipastikan memenuhi target yang ditentukan. Testing dilakukan dengan target positivity rate <5%. Tracing harus 15 orang kontak erat, dan perawatan (treatment) dilakukan dengan intensif jika memang diperlukan," jelasnya detail.
Dirinya melanjutkan, bahwa pelaksanaan PPKM Mikro merupakan kunci keberhasilan pengendalian situasi covid-19 di Jatim. Sehingga, penerapan pembatasan ini harus dilakukan secara ketat. "Kami sudah membentuk tim seperti dulu saat gelombang kedua (varian delta). Pemulangan PMI pun diawasi ketat," ujarnya
Tak lupa, Khofifah mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya dalam kegiatan sehari-hari. "Aktif melaporkan ke petugas jika memang ada kerabat atau tetangga terdekat ada yang pulang dari bepergian, lalu juga menerapkan disiplin protokol kesehatan. Tetap laksanakan juga 5M," pungkas Khofifah.