Penghuni Panti Asuhan Anak Berkebutuhan Khusus di Malang Terpapar
Sebanyak 170 orang penghuni Panti Asuhan Yayasan Bhakti Luhur, yang berada di Jalan Raya Dieng, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang positif tes swab antigen Covid 19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Mu'arif mengatakan awal kejadian ketika ada lima orang penghuni panti asuhan mengalami gejala terindikasi Covid-19.
Untuk deteksi dini pihak panti asuhan kemudian bekerjasama dengan Puskesmas Mulyorejo melakukan uji swab antigen kepada total 500 penghuni panti asuhan. Hasil ada 170 orang yang dinyatakan positif swab antigen.
"Sebagian besar itu berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). Sehingga pihak Yayasan Bhakti Luhur bekerjasama dengan sebuah Rumah Sakit (RS) swasta untuk melakukan pengawasan di Bhakti Luhur," ujarnya pada Selasa 2 Maret 2021.
Dinas Kesehatan Kota Malang ujar Husnul juga tetap melakukan pemantauan kondisi dari isolasi mandiri di Bhakti Luhur. Isolasi mandiri dilakukan kata Husnul, karena penghuni panti asuhan tersebut adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga harus dalam pendampingan pengasuhnya.
"Kami juga akan memantau asupan gizi dan penerapan protokol kesehatannya. Sehingga diharapkan usai 10 hari menjalani isolasi dan dilakukan kembali tes swab antigen, hasilnya berubah jadi negatif," katanya.
Di sisi lain ujar Husnul, dari 170 orang tersebut 15 orang di antaranya, harus dievakuasi ke RS Lapangan Idjen Boulevard dan rumah karantina di Jalan Kawi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena terpantau memiliki gejala Covid-19.
Sebanyak 15 orang tersebut ujar Husnul, terdiri dari satu orang anak asuh dan sebagian lainnya merupakan pengasuh dan mahasiswa yang magang di Yayasan Bhakti Luhur.
"Karena gejalanya (Covid-19)masih ada. Sehingga membutuhkan pemeriksaan laboratorium. Kondisi saat ini seperti itu," ujarnya.
Selain itu, kata Husnul perawatan di RS Lapangan dan rumah karantina tersebut bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Yayasan Bhakti Luhur.
"Untuk mengurangi kapasitas di Bhakti Luhur. Sehingga kepadatannya berkurang. Selain itu, sejumlah orang yang dirawat di RS lapangan dan safe house tersebut bisa mandiri atau tidak butuh pendampingan lebih lanjut dari pengasuh," katanya.
Advertisement