16 KK Warga yang Tinggal Dikolong Tol Direlokasi Pemkot Surabaya
Sebanyak 16 KK yang tinggal dibawah kolong tol Dupak-Gresik, kampung 1001 malam direlokasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, ke Rusun Sumur Welut, Karang Pilang, Surabaya.
Proses relokasi sudah dilakukan pada Senin, 17 Oktober 2022. Sejak pagi petugas satpol PP sudah membongkar dan membereskan bangunan rumah yang berada di bawah beton kolong tol.
Salah satu warga kolong tol yang akan dipindahkan, Indriani merasa senang dengan relokasi ini. Sebab, ia dan keluarganya akan mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
Maklum saja, bangunan yang ia tempati hanya memilki tinggi sekitar 60 hingga100 centimeter. Ia pun harus membungkuk saat memasukinya. Selain itu, udara yang penggap sangat terasa saat masuk ke bawah kolong tol, sehingga di sekitar bangunan banyak kecoak dan tikus yang berkeliaran.
Tak hanya itu, bangunan tersebut hanya dipetak-petakan menggunakan triplek, sehingga saat hujan akan bocor. "Ya senang pindah ke rumah, saya sudah 12 tahun disini bersama suami dan tiga anak saya," ujar wanita yang sedang hamil 8 bulan ini.
Menurut perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen ini, ia dan suaminya memilih tinggal di bawah kolong tol. Karena tidak perlu mengeluarkan biaya kontrak rumah untuk tempat tinggal.
"Kalau bayarnya tidak, ya bangun-bangun sendiri saja, tapi ya cuma sepetak. Bayar cuma air sama listrik nyalur dari kampung (tak jauh dari kolong tol ada kampung yang berada tepat dibibir tol Dupak-Gresik)," ujar wanita 34, tahun tersebut.
Baginya yang dibesarkan disebuah yayasan sosial, tinggal dibawah tol sudah lebih baik darinya dulu yang tak punya rumah. "Saya dulu tinggal diyayasan, tidak punya rumah. Jadi tinggal disini meskipun hanya seperti ini sudah seperti rumah bagi saya, tapi saya lebih senang sekarang karena mau dipindah ke rusun," imbuhnya.
Pemindahan warga yang ada dibawah kolong tol ini adalah tahap awal. Nantinya, 146 KK yang ditinggal di Kampung 1001 Malam (tepat dibibir tol Dupak-Gresik) juga akan dipindahkan ke rusun.
Kedepan Pemkot Surabaya akan menjadikan lahan tersebut sebagai rumah pompa air.
Sementara, Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang meninjau langsung proses relokasi mengungkapkan, warga yang tinggal dikawasan tersebut baik warga KTP Surabaya dan non KTP Surabaya akan didata. "Kalau yang warga non Surabaya akan dipindah ke rusun milik provinsi, tapi kalau warga Surabaya tidak hanya dipindah juga akan kami siapkan pekerjaan sehingga hidupnya lebih layak lagi," ujarnya.
Eri menjelaskan, sekolah bagi anak-anak warga juga akan dipindahkan kedekat tempat tinggal masing-masing. "Dengan seperti ini akan memberikan penghidupan yang layak sehingga keluarga bisa tinggal lebih baik. Masa sih, rumah segini ditinggali sampai banyak cucu-cucunya begitu." Imbuhnya.
Ia pun berharap para camat dan lurah mencari tempat-tempat seperti Kampung 1001 Malam agar bisa dipindahkan. Kedepan bila lahan didekat tol Dupak-Gresik ini sudah kosong. Pemkot Surabaya akan menjadikan kawasan rumah pompa untuk mengurangi banjir di Surabaya.
Advertisement