15.000 Mahasiswa Kesehatan Siap Hadapi Pandemi Corona
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 15.000 relawan mahasiswa kesehatan yang siap menghadapi pandemi corona atau Covid-19.
Relawan mahasiswa itu selain menambah kompetensi mahasiswa, sekaligus menjadi karya nyata untuk masyarakat dan bangsa.
"Saya mendorong kampus untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan bergotong royong dengan elemen bangsa lainnya di masyarakat untuk mencegah perluasan dampak pandemi Covid-19," kata Nizam dalam siaran pers di Jakarta, Rabu 25 Maret 2020.
Para relawan itu akan difungsikan sebagai corong pemerintah untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah menghadapi wabah corona. "Mereka tidak serta merta ikut menangani pasien corona secara fisik," kata Nizam.
Relawan kesehatan itu berasal dari 10 perguruan tinggi. Antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Univesitas Airlangga (Unair) dan Politeknis Kesehatan (Poltekkes).
Menurut Nizam, Direktorat Jenderal PendidikanTinggia menawarkan akses gratis untuk kampus mengoptimalkan pembelajaran daring (online) selama masa pandemi corona.
“Kami sudah daftarkan IP address platform learning management system ke provider agar mahasiswa tidak dikenakan biaya saat mengakses platform pembelajaran daring yang disediakan kampus,” ungkap dia.
Nizam menjelaskan, saat ini pihaknya telah memiliki data platform pembelajaran daring dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air. Untuk itu, Ditjen Dikti telah bekerja sama dengan beberapa provider seluler seperti Telkomsel dan XL untuk memberi akses gratis melalui IP khusus perguruan tinggi.
Mahasiswa juga bisa mengakses sistem pembelajaran daring atau learning management system yang disediakan kampus lain melalui jejaring Sistem Pembelajaran Daring (Spada). Hal itu untuk mengantisipasi perguruan tinggi yang belum memiliki model pembelajaran daring.
Menurut Nizam, pembelajaran daring juga bisa dilakukan secara sharing dengan perguruan tinggi yang ada di daerah. Bisa dengan melakukan sendiri atau bergabung dengan sejumlah perguruan tinggi yang sudah ada.
“Kami punya Universitas Terbuka (UT) yang sudah biasa dengan pembelajaran daring, nanti perguruan tinggi lain bisa berkolaborasi dan sharing metode pembelajaran dengan UT atau kampus lain yang sudah terbiasa dengan pembelajaran daring,” ujar Nizam.
Pembelajaran dari rumah juga dapat dilakukan dengan metode luring melalui pembelajaran kreatif sesuai semangat kebijakan Kampus Merdeka. Dicontohkan, mahasiswa dapat mengerjakan tugas mandiri atau proyek yang dapat menambah wawasan keilmuan.
“Tugas mandiri ini dapat dikaitkan dengan upaya penanggulangan pandemi Covid-19. Misalkan, mahasiswa prodi teknik kimia yang belajar membuat hand sanitizer yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini,” tutur Nizam.
Mahasiswa lain, lanjut Nizam, juga bisa membuat Alat Perlengkapan Diri (APD) untuk membantu para tenaga kesehatan yang saat ini merawat pasien positif Covid-19. Penemuan itu akan membantu mereka, ditengah kelangkaan APD di Indonesia.
“Banyak hal bisa dilakukan mahasiswa, bukan hanya belajar daring,” kata Nizam.
Advertisement